Medan (pewarta.co) – Sebagai perguruan tinggi yang peduli terhadap lingkungan, Universitas Medan Area (UMA) terus mengembangkan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos. Untuk itu, saat ini UMA tengah menjajaki kerja sama dengan pihak Medan Metropolitan Trade Centre (MMTC) Jalan Pancing dalam pengelolaan sampah menjadi kompos.
“Kita ingin pengelolaan sampah menjadi kompos lebih modern. Karenanya, UMA mengundang ahli manajemen sampah dari Singapura untuk sharing pengelolaan sampah yang lebih modern dan mendatangkan manfaat ganda,” kata Dekan Fakultas Biologi UMA Dr Mufti Sudibyo MSi di sela-sela kuliah umum “Pengelolaan Limbah Berganda dan Solusi Agregat” oleh Muhammad Yani Bin Abu Samah, di Convention Hall Kampus I UMA, Jalan kolam Medan Estate, Kamis (7/2/2019).
Kuliah umum dibuka secara resmi Rektor UMA Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng MSc, dihadiri Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Ir Siti Mardiana MSi, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Dr Ir Zulheri Noer MP, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Biologi UMA Abdul Karim SSi MSi, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik UMA Ir Darianto MSc, para dosen dan mahasiswa di lingkungan UMA.
Juga hadir Dr Maryono dari PT Nusantara Siana Eko Solusi, dan Armawati Chaniago dari Rumah Kompos dan Bank Sampah Induk Sicanang Belawan Medan. Kuliah umum dipandu Ida Fauziah SSi MSi.
Menurut Mufti, jika selama ini UMA mengelola sampah jadi kompos masih untuk lingkungan kampus saja, ke depan akan dikembangkan ke luar kampus. Untuk tahap awal, UMA menjajaki kerja sama dengan pihak MMTC dalam pengelolaan sampah menjadi kompos.
“Pengelolaan sampah ini sangat penting. Apalagi Kota Medan ditempatkan sebagai kota terkotor di Indonesia. Ini tantangan bagi akademisi dan UMA meresponnya dengan cepat. Kita akan surati Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang agar UMA bisa berkontribusi dalam pengelolaan sampah dengan benar dan mendatangkan manfaat ekonomi,” tuturnya.
Dia berharap, pengolahan sampah menjadi kompos ke depan akan menjadi produk komersial. Untuk itu, produk-produk kompos UMA nanti akan dikemas menjadi produk komersial dengan harga terjangkau.
“Kita akan buat kemasan mulai dari harga Rp5.000 agar terjangkau oleh petani,” kata Mufti.
Sementara itu, Rektor UMA Prof Dadan Ramdan menuturkan, kehadiran Muhammad Yani Bin Abu Samah memberikan kuliah umum sangat sinergis dengan program pengelolaan sampah yang dikembangkan UMA.
“Kami berharap Pak Muhammad Yani bisa memberikan masukan dan berbagi ilmu tentang teknologi pengelolaan sampah yang modern dan bermanfaat secara ekonomi serta lingkungan,” kata rektor.
Rektor juga berharap UMA menjalin kerja sama dengan Singapura dalam pengelolaan sampah. (gusti/red)