Medan (pewarta.co) – Keluarga Tengku Ibas Daniel, korban dugaan penganiayaan dan penyekapan berujung kematian yang dilakukan oknum Polsek Binjai Timur, Brigadir Marzel Rumbiak, tidak terima dengan penyebab kematian disebut bunuh diri.
Daniel ditemukan dalam keadaan tewas gantung diri di sebuah indekos tak jauh dari Mapolsek Binjai Timur, Senin (18/9/2017) kemarin.
Karena itu, keluarga korban mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolda Sumut untuk membuat laporan, Rabu (20/9/2017) siang.
Ibu kandung Daniel, Tengku Nasrah menyebut, banyak kejanggalan yang ditemukan pihak keluarga atas keterangan kepolisian yang menyebutkan anaknya tewas gantung diri. Sebab, jika dilihat dari posisi Daniel saat gantung diri, kedua kakinya menyentuh lantai.
“Nggak yakin kalau anak saya dikatakan bunuh diri seperti penjelasan dari polisi. Posisinya kaki itu nyentuh ke lantai. Itu bukan bunuh diri, tapi digantung orang. Lidahnya aja nggak keluar,” sebut Nasrah.
Kejanggalan lainnya, sambung Nasrah, dari hasil visum tidak ditemukan luka-luka di sekujur tubuh korban. Padahal, jika dari foto-foto yang beredar di media sosial, termasuk yang dilihat keluarga menggambarkan mata kanannya lebam dan lengannya memerah.
“Hasil visumnya sangat bersih, tidak ada luka-luka sedikit pun pada tubuh anak saya. Jangan bilang menuduh, tapi matinya anak saya tidak wajar. Lebam-lebamnya kok bisa bersih gitu,” ujar perempuan berjilbab tersebut.
Menurut dia, ada dua kemungkinan yang terjadi pada kasus tewasnya anaknya tersebut. Dia yakin anaknya tidak akan melakukan perbuatan yang sangat tidak dibenci Sang Pencipta tersebut.
“Kami menduga, anak kami ini sudah tewas saat di Polsek lalu dibawa ke kosan dan digantung. Atau, dalam kondisi sekarat setelah dipukuli lalu dibawa ke kosan dan digantung,” kata Nasrah.
Saat membuat laporan di Mapolda Sumut itu, keluarga Daniel sempat berteriak-teriak, karena polisi mulanya menolak laporan keluarga. Mereka menduga, Polda Sumut melindung oknum polisi M dalam pengungkapan kasus ini.
“Perasaan saya laporan kami dipersulit. Kami ke sini untuk membuat laporan atas matinya anak kami. Anak kami sudah mati, masih saja dipersulit. Mereka bilang bunuh diri, tapi kami yakin anak kami bukan karena bunuh diri,” ucap Nasrah.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Rina Sari Ginting mengatakan, tewasnya Daniel karena bunuh diri. Hal ini diketahui dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) Daniel ditemukan tewas gantung diri menggunakan kain gendong yang diikatkan di sebuah balok tak jauh dari Polsek Binjai Timur.
“Tanda gantung diri telah kelihatan. Darah membeku di leher lalu mayatnya ditemukan sudah kaku selama 12 jam,” ujar Rina, kemarin.
Saat ini, Brigadir Marzel Rumbiak sedang dalam pemeriksaan Bidang Profesi Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut karena dituding melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap Hendri Antonius Manulang, petugas leasing PT Mandiri Tunas Finance.
“Sekarang ini yang bersangkutan tengah diperiksa Propam. Terkait kematian korban (Daniel), memang murni bunuh diri,” sebutnya.
Baju dan HP Hilang
Sementara adik kandung Daniel, Tengku Rahmad Bakri juga tidak sepakat abangnya disebut polisi tewas karena gantung diri. Dia mengaku sempat menghubungi Daniel untuk memastikan keluarga akan membantunya keluar dari Polsek Binjai Timur.
“Dia (Daniel) sebelumnya minta tolong sama kami agar dibantu keluar dari penjara. Tapi kondisinya waktu itu tengah malam, sehingga kami butuh waktu cari uang dan sudah saya pinjam sama atasan saya. Waktu pagi saya telepon, nomor abang saya udah nggak aktif sampai saya dapat kabar abang saya sudah meninggal,” kesalnya.
Menurut dia, yang lebih menjadi pertanyaan pihak keluarga, Daniel ditemukan gantung diri dalam keadaan hanya mengenakan pakaian dalam dan kakinya menyentuh lantai.
Kenyataan itu membuat keluarga menduga kuat, Daniel tewas bukan karena gantung diri melainkan dibunuh.
“Sidik jari itu tidak diambil, baju dan handphone itu sampai sekarang tidak nampak. Abang kami itu orangnya keras, nggak mungkin dia berpikir pendek untuk bunuh diri,” tegas Bakri.
Keluarga korban penganiayaan dan penyekapan oknum polisi melapor ke SPKT Polda Sumut. (red)