Medan (pewarta.co) – Berdasarkan pengakuan pelaku penyerangan yang masih hidup Syawaluddin Pakpahan, menyerang anggta di pos jaga Polda Sumut karena ingin menguasai atau mengambil senjata api.
“Senjata api itu akan digunakan untuk melakukan serangan berikutnya terhadap Polri dan TNI,” sebut Kabid Humas Poldasu, Kombes Rina Sari Ginting, Jumat (30/6/2017).
Kata dia, pengakuan itu terungkap dari tersangka teroris Syawaluddin Pakpahan saat menjalani pemeriksaan di Mako Brimob. Syawaluddin Pakpahan merupakan penyerang anggota Polri di pos 3 Poldasu bersama temannya Ardial Ramadhan yang tewas ditembak.
Ditanya antisipasi Poldasu adanya serangan susulan dan apa yang dilakukan serta imbauan kepada anggota, Rina menegaskan, Polda Sumut dan jajaran melakukan maksimum security baik personil maupun perlengkapannya.
“Dilakukan juga buddy sistem bagi anggota yang bertugas di lapangan,” kata Rina.
Menurut dia, Polda Sumut telah mengingatkan kepada seluruh anggota untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan.
“Anggota sudah kita ingatkan, tingkatkan kewaspadaan dan kesiap siagaan baik yang berada di lapangan maupun mako,” tukasnya.
Disinggung bagaimana dengan anggota lantas yang mengatur lalulintas apa perlu didampingi anggota yang berpakaian preman, Rina menjelaskan, semuanya sekarang dilengkapi buddy sistem. Anggota yang tugas berpakaian dinas, diawasi dan diamankan oleh anggota yang tidak berpakaian dinas.
Ini dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan saat anggota menjalankan tugas di lapangan.
Pantauan di Poldasu, setiap warga yang masuk ke Mapoldasu baik yang berjalan kaki, naik sepedamotor maupun mobil menjalani pemeriksaan dan harus meninggalkan identitas diri untuk mengantisipasi agar peristiwa penyerangan tidak terjadi lagi. (DA)