Medan (pewarta.co) – Sumatera Utara (Sumut) memiliki potensi besar menjadi pengekspor pangan. Selain lahan yang cukup tersedia, juga banyak komoditi pangan yang bisa dikembangkan di daerah ini. Syaratnya perencanaan sektor pertanian harus berdasarkan pembangunan yang berkelanjutan.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Dr Ir Hj R Sabrina MSi saat memberi sambutan pada kegiatan diseminasi dan sosialisasi dokumen perencanaan sektor pertanian pangan dengan tema “Percepatan Penyusunan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B) dengan Menggunakan Peta Daua Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDDT LH) Berbasis Jasa Ekosistem”, di ruang rapat Sekdaprovsu, Kantor Gubsu, Medan, Jumat (7/9/2018).
Menurut Sekdaprovsu, pangan merupakan hal yang sangat penting. Di masa depan, pangan bisa menjadi unggulan bangsa di hadapan negara lain. “Sumut memiliki potensi besar menjadi pengekspor pangan. Untuk itu, perencanaan sektor pertanian harus berdasarkan pembangunan yang berkelanjutan agar generasi di masa depan dapat merasakannya,” katanya.
Pembangunan yang berkelanjutan, menurut Sekdaprovsu, adalah pembangunan yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. “Pembangunan memang harus berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan ini merupakan tanggungjawab kita semua,” kata Sabrina.
Selain itu, Sabrina mengatakan, laju pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi ketersediaan pangan. Terkait itu, pemanfaatan ruang semakin meningkat sehingga perlu dokumen perencanaan untuk pembangunan berkelanjutan. Perencanaan sektor pertanian pangan diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan dan intensitas panen.
Untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat Sumut, Sabrina mendukung penyusunan dokumen perencanaan sektor pertanian pangan. “Kami ingin jadi terdepan. Laju pertumbuhan pendudukan berdampak pada pangan. Mari kita tingkatkan lahan pangan kita. Tapi ini harus tetap memikirkan pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembangunan Ekoregion Sumatera Drs Amral Fery MSi mengatakan kegiatan tersebut diadakan untuk memastikan semua sektor pembangunan didasarkan prinsip lingkungan, khususnya pertanian. “Kalau kita cermati semua visi dari seluruh kementrian itu kita lihat ujungnya pembangunan berkelanjutan, sekarang ini banyak konversi lahan yang tidak berdasarkan dokumen lingkungan,” ujarnya.
Amral berharap, peserta sosialisasi yang berasal dari dinas pertanian kabupaten/kota dapat menyusun dokumen perencanaan pertanian di masing-masing daerah. “Sebab yang memahami daerah masing-masing itu kawan-kawan yang berasal dari kabupaten kota,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara Binsar Situmorang mengatakan kegiatan tersebut diikuti peserta yang berasal dari 12 kabupaten/kota di Sumut. “Semoga pertemuan ini dapat memberikan hal positif dan dapat menerapkan apa yang didapat dari kegiatan ini,” ujarnya. (red)