Medan (Pewarta.co)-Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Hj R Sabrina mengajak para pengusaha sawit untuk mengutamakan prinsip industri berkelanjutan.
Ajakan tersebut disampaikan Sekdaprovsu kepada pengusaha sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumut saat menghadiri pelantikan pengurus GAPKI Cabang Sumut di Hotel Adi Mulia Medan pada hari Sabtu 30 Juni 2018 kemarin.
“Industri kelapa sawit adalah salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara kita. Sayangnya, banyak tudingan negatif yang dialamatkan pada industri ini khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Saya harap industri sawit yang ada di Sumut jauh dari tudingan-tudingan seperti itu,” ujar Sabrina.
Sabrina kemudian menjelaskan bahwa Sumut memiliki rekam jejak sejarah sebagai pioner dalam pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia.
Hal ini dikarenakan pembangunan perkebunan komersil pertama dimulai di Sumut, tepatnya di Pulau Raja dan Tana Itam Ulu pada tahun 1911.
Tidak hanya itu, Sumut juga menjadi daerah pengembang industri hilir (pabrik minyak goreng) dan pengembang model Perkebunan Inti Rakyat (PIR) pertama yang kemudian menjadi cikal bakal pengembangan perkebunan rakyat di Indonesia.
“Kita patut bangga. Hingga saat ini pun, Sumut masih dipandang sebagai barometer industri kelapa sawit Indonesia sekaligus sentra industri kelapa sawit yang paling lengkap hulu ke hilir. Hal ini karena didukung oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke, Pelabuhan Belawan, dan Kuala Tanjung,” jelas Sabrina.
Sebagai provinsi dengan areal perkebunan kelapa sawit terluas kedua setelah Riau, perkebunan kelapa sawit telah banyak mendorong pertumbuhan dan pembangunan di Sumut.
Ekspor minyak sawit (CPO) menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor non-migas Sumut selama lima tahun terakhir, yakni senilai US$ 4 miliar.
“Dengan mempertimbangkan manfaat, potensi, peluang, dan prospek industri kelapa sawit yang demikian besar secara ekonomi, saya harap diseimbangkan pula dengan kehadiran perkebunan kelapa sawit secara sosial atau lingkungan,” harapnya.
Sabrina juga mengucapkan selamat kepada pengurus GAPKI Cabang Sumut periode 2018-2023 yang baru dilantik.
Sabrina berharap, pengurus baru bisa memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan industri kelapa sawit yang kompetitif, berkelanjutan, dan berkedaulatan, dengan Sumut sebagai benchmark-nya (patokannya).
Sementara itu, ketua Umum GAPKI Pusat Djoko Supriono juga setuju bahwa pengusaha sawit harus mengedepankan prinsip-prinsip industri berkelanjutan.
“Ini menjadi salah satu tantangan bagi kita. Kita harus bisa membuktikan bahwa industri sawit ini memang bisa menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu industri yang mensejahterakan Indonesia, termasuk Sumut,” ujar Djoko.
Djoko mengajak semua pengusaha sawit yang hadir untuk memperbaiki kinerja industri di perusahaan masing-masing.
Sehingga citra perkebunan sawit nantinya dipandangan masyarakat tidak melulu negatif, tapi juga mensejahterakan masyarakat, karyawan dan daerah.
Turut hadir dalam dalam acara tersebut penasehat GAPKI Bahruni, ketua GAPKI Cabang Sumut periode 2013-2018, Setia Darma Sebayang, ketua GAPKI Cabang Sumut periode 2018-2023 Alexander Maha berserta jajaran, pengurus Cabang GAPKI dari berbagai provinsi, mewakili direktur pusat penelitian kelapa sawit, dan mewakili Asosiasi Petani Kelapa Sawit Sumut. (Chl)