Medan (Pewarta.co) – Satgas Covid-19 Kota Medan mengapresiasi adanya peningkatan kesadaran warga Medan terhadap 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan). Karena, pandemi ini belum usai di Kota Medan, jadi butuh kesadaran warga yang tinggi untuk menerapkan 3M.
Demikian dikatakan juru bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemko Medan dr Mardohar Tambunan MKes saat jumpa pers, Jumat (12/11/20) di Posko Satgas Covid-19 Jalan Rotan Proyek Petisah Medan.
“Kita patut apresiasi hal ini karena memang kita harapkan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap displin protokol kesehatan yang bisa menurunkan tingkat penularan pandemi Covid-19,” papar dr Mardohar.
Terkait kegiatan warga untuk menyelenggarakan pesta pernikahan yang akhir-akhir ini banyak dilaksanakan di lingkungan pemukiman penduduk, dr Mardohar menjelaskan hal itu sudah diatur dalam Perwal No.27/2020.
“Untuk penyelenggaraan pesta pernikahan tetap berpedoman pada aturan dalam Perwal, yakni harus tetap mengedepankan protokol kesehatan dan tidak dibenarkan mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Artinya, tamu yang diundang akan dibatasi hingga seratusan orang dan diatur jaraknya serta penerapan 3M tetap diberlakukan,” tutur Dr Mardohar.
Dalam hal ini, Mardohar menekankan peran kepala lingkungan (Kepling) sangat urgen dalam melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada warga.
“Gugus tugas sudah memiliki kebijakan untuk menggerakan Kepling karena mereka lah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” jelasnya.
Dalam paparannya dr Mardohar juga menyinggung sistem belajar dalam jaringan (Daring) yang masih diberlakukan di Kota Medan.
“Kita sudah dapat laporan dari Dinas Pendidikan Kota Medan bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dengan Daring. Hal ini ini juga sudah diatur dalam Perwal. Kita belum tahu sampai kapan proses belajar Daring ini diganti dengan tatap muka. Hanya saja dari Satgas Covid-19 Kota Medan telah membuat aturan bahwa belajar tatap muka dibolehkan jika di daerah tersebut tingkat kematian atau pasien meninggal karena Covid-19 berada di angka nol persen,” pungkas dokter yang sehari-harinya bertugas di Dinas Kesehatan Kota Medan ini. (Dik/red)