Labuhanbatu (pewarta.co) – Indonesia disebut sebagai salah satu negara penghasil sampah plastik cukup besar di dunia. Untuk itu perlu gerakan pengurangan penggunaan plastik atau bahan yang tidak hancur dalam kurun waktu yang sangat lama ini. Jangan malu menggunakan daun pisang sebagai pengganti plastik.
Pesan itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) Sabrina saat menghadiri kegiatan Program Gerakan Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih, di Daerah Aliran Sungai (DAS/2019) Aek Tapa, Rantauprapat, Labuhanbatu, Senin (28/10/2019) sore. Aksi ini sebagai bagian dari puncak peringatan Sumpah Pemuda ke-91 tingkat provinsi.
“Karena ini acara peduli lingkungan, saya pesan agar mengurangi sampah plastik. Ini program internasional yang sebagai anggota dunia, kita juga harus melaksanakan program itu yang kini jadi program nasional,” ujar Sekdaprov, didampingi Kadispora Sumut Baharuddin Siagian.
Namun program tersebut tidak akan berjalan tanpa peran Pemerintah Kabupaten/Kota, dimana perwujudannya ada di tingkat daerah. Karena itu, dirinya berharap program pembersihan sampah di DAS Sungai Aek Tapa tersebut, tidak sebatas perayaan belaka, tetapi berlanjut dengan kegiatan bermanfaat lainnya dalam mewujudkan lingkungan asri dan bersih. “Terima kasih karena pemuda telah memeloporinya hari ini, agar juga diikuti,” sebut Sabrina.
Selain itu, Sabrina juga menyebutkan, bahwa Indonesia adalah negara kedua terbesar menghasilkan sampah plastik. Bahkan ikan di laut juga bisa tercemar dan bukan tidak mungkin banyak yang dikonsumsi masyarakat. Apalagi bahan ini bisa bertahan 100 tahun.
“Jadi mari kurangi menggunakan produk berbahan plastik. Mulai dari diri sendiri, di rumah, dimana pun kita. Supaya besok yang kita pakai, bungkus daun pisanglah makanan kita. Itu keren. Jangan malu,” sebutnya.
Sebagai perwujudannya, Sabrina menyarankan agar masyarakat menggalakkan tanam pohon pisang di pinggiran sungai atau pematang sawah. Selain menghasilkan daun sebagai pembungkus, juga berfungsi tumpang sari atau bermanfaat bagi tanaman lain seperti kacang-kacangan, karena mengandung pupuk alami.
“Kita harus juara, tetapi jangan juara pencemaran. Karena itu saya apresiasi peringatan Hari Sumpah Pemuda ini dengan peduli lingkungan. Jangan juga sudah dibersihkan, dikotori lagi ya!. Satu sampah yang kita simpan dan buang di tempatnya, itu akan dipantau Tuhan Yang Maha Kuasa,” jelas Sekdaprov.
Sekdaprov juga berpesan, agar setiap pelaksanaan kegiatan seperti di lapangan, semua orang tidak membiarkan sampah berserakan. Bagaimana sampah yang ada, dikutip dan ditanggungjawabi masing-masing individu.
“Saya ingin melihat itu. Jadi habis acara, jangan ‘menyampah’. Saya yakin tak ada sampah berserakan setelah acara selesai,” tegasnya, sebagai putri kelahiran Rantau Prapat.
Sabrina juga berterima kasih atas kesediaan Pemkab Labuhanbatu menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan tersebut. Bahkan dirinya mendorong, kabupaten ini bisa dilaksanakan acara bertaraf nasional hingga internasional dengan memenuhi syarat.
Sementara, Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi juga berterima kasih karena daerahnya dipercaya sebagai tuan rumah acara tingkat provinsi. Sebagai sesama ‘anak’ Rantau Prapat, ia mendoakan agar banyak generasi mendatang mengikuti jejak kesuksesan Sekdaprov Sabrina yang sempat sampai ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai staf ahli.
“Bagaimanapun pemuda harus berbuat untuk Labuhanbatu. Saya sampaikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin, pemuda itu bisa membanggakan daerahnya. Seperti Sekdaprov kita, yang juga berasal dari sini,” sebutnya.
Dalam kegiatan itu, Sekdaprov juga turut serta menyusuri aliran Sungai Aek Tapa bersama tim dari Pemkab Labuhanbatu. Bahkan dirinya ikut memungut sampah plastik yang ada di sungai dan DAS. (red)