Medan (pewarta.co) – Rumah kos di Jalan Datuk Kabu Gg Rahmat Pasar III Tembung. Rumah itu memiliki 16 kamar, terdiri dari 11 kamar di lantai II dan 5 kamar di lantai I disulap menjadi penginapan esek-esek.
Ironisnya penginapan itu sering dihuni wanita yang diduga Pekerja Seks Komersil (PSK). Padahal lokasi rumah kos dimaksud persis berada di depan masjid Nurul Huda. Warga setempat khawatir PSK yang sering mondar mandir menginap di sana akan mempengaruhi mental warga setempat.
Kasus ini mencuat ketika sejumlah warga setempat mengadukan hal itu kepada wartawan, Rabu (8/2/2018). Sejumlah warga Joko, Iman, Chandra, Zaldi mengaku awalnya pemilik rumah kos bernama K Malau meminta izin keberadaan lokasi itu sebagai klinik. Fakta di lapangan, klinik dimaksud tidak pernah ada. Yang ada justru wanita yang diduga PSK mondar mandir di lokasi itu.
Sekadar diketahui, pemilik rumah kos bahkan memasang plank/iklan untuk menyewakan kamar itu ke masyarakat luas. Kamar-kamar itu disewakan per bulan, minggu-an bahkan per harian bisa disewakan.
Ikhwal rumah kos yang disulap jadi penginapan itu sebenarnya sudah berulang kali didemo masyarakat. Pengaduan keberatan masyarakat pun sudah dilayangkan ke Polsek Percut SeiTuan, Kepala Desa Tembung, Camat Percut Sei Tuan, Bupati Deliserdang dan Koramil Percut Sei Tuan. Ironisnya, hingga kini protes keberatan dari masyarakat tidak pernah ditanggapi.bawa pasangan dari luar.
Kondom Berserakan
Menurut warga, pihaknya mengadakan aksi demonstrasi di depan rumah kos 5 Januari 2018 lalu. Saat demo dihadiri petugas dari Polsek Percut Seituan. Di sekitar lokasi itulah warga menemukan kondom berserakan dan obat kuat dari berbagai merk.
Warga berharap agar pemilik rumah kos yang disebut-sebut menduduki jabatan strategis di Pemkab Samosir itu mengembalikan fungsinya sebagai rumah kos, bukan jadi penginapan esek-esek yang menerima wanita penghibur hingga merusak suasana kedamaian warga. (red)