Medan (pewarta.co) – Pengamat Politik Rocky Gerung memberi kuliah umum di aula kampus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jalan Denai Medan, Rabu (23/1/2019).
Kuliah Umum bertajuk “Melawan Hoaks dengan Komunikasi Akal Sehat” diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi FISIP UMSU bertepatan dengan pelaksanaan seminar praktik kerja lapangan.
Acara dipadati ratusan mahasiswa dan dosen yang antusias ingin bertemu dan mendapat kuliah akal sehat dari Rocky Gerung. Rocky datang ke Gedung Pascasarjana UMSU disambut Rektor UMSU Dr Agussani MAP diwakili Dr Rudianto MSi selaku WR III didampingi WR II Akrim MPd , Dekan FISIP UMSU Dr Arifin Saleh MSP, pimpinan Prodi Ilmu Komunikasi dan para dosen.\
Nama Rocky Gerung kian dikenal setelah menjadi pembicara tetap dalam acara talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Gaya Rocky selalu keras dalam mengkritik situasi politik dan pemerintahan saat ini. Belakangan nama Rocky Gerung menjadi idola baru di kalangan intelektual kampus, apalagi mahasiswa karena gaya khasnya yang nyentrik saat berpendapat dengan guyonan kata-katanya yang menggelitik. Sebut saja kata ‘dungu’ dan ‘fiksi’ yang populer dilontarkannya dalam acara ILC. Oleh karena itu kuliah umum yang disampaikannya di UMSU sontak mengundang antusiasme mahasiswa menyaksikan pemaparannya.
Mantan dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) ini memberikan pencerahan tentang pentingnya merawat akal-sehat untuk kemaslahatan bangsa.
“Bertumbuhlah pikiran di atas dasar tradisi akademik,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwa tugas utama negara itu adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tapi sayangnya, kata Rocky Gerung, tidak ada pedagogi yang ditunjukkan tradisi politik dan kekuasaan di negeri ini. Justru ia melihat yang mencolok terlihat itu adalah demagogi, yakni mengajarkan tradisi menghapal. Misalnya menghapal nama-nama ikan.
“Padahal para pendiri bangsa ini mengajarkan kita untuk berpikir kritis, bukan jadi bangsa penghapal,” tegasnya.
Menurutnya, generasi milenial sekarang dan kedepan hanya bisa dirawat oleh pikiran kampus. Kampus bukan cuma tempat untuk mendidik orang untuk berpikir teoritis dan metodis, tapi juga seharusnya mengajari orang untuk berani ‘menggeleng’.
“Menggeleng maksudnya punya nyali tuk mengkritisi bahkan menolak sesuatu yang tidak sesuai dengan akal sehat,” sebutnya.
Kemudian ia juga mengapresiasi konsistensi Muhammadiyah dalam merawat akal sehat bangsa ini lewat lembaga-lembaga pendidikan yang dimilikinya. Menurutnya, tak bisa dibantah, bahwa Muhammadiyah telah berbuat banyak membangun tradisi akal sehat untuk republik ini. (gusti/red)