Medan (pewarta.co) – Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar upacara wisuda periode IV Tahun Akademik 2023/2024 di Auditorium USU. Wisuda berlangsung Rabu – Sabtu (21 – 24/8/2024).
Acara ini menandai kelulusan 4.101 mahasiswa dari berbagai program studi.
Jumlah lulusan USU periode ini terdiri dari 78 orang dari program doktor, 573 dari program magister, 74 dari program pendidikan spesialis, 44 dari program doktor jenjang magister, 244 dari program profesi, 2.652 dari program sarjana, dan 436 dari program diploma.
Wisuda kali ini menyoroti pentingnya lifelong learning dan adaptasi perubahan untuk mengatasi ketidakpastian di dunia kerja.
“Lifelong learning diartikan sebagai belajar sepanjang hayat dan menikmati setiap proses belajarnya. Belajar tak hanya dilakukan melalui pendidikan formal, bertukar pikirian dan berdialog sesama teman, mentor, atau rekan kerja disebut dalam lifelong learning,” tutur Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin S.Sos MSi pada wisuda hari ketiga, Jumat (23/8/2024).
Rektor menyebut, mereka yang merasa selalu kekurangan untuk mencari pengetahuan baru tentang minat dirinya, memperbaiki kualitas dirinya secara konsisten, dan tak tergantung usia, jabatan, dan status social akan melakukan lifelong learning.
Dalam pidatonya, rektor menekankan betapa pentingnya pendidikan sepanjang hayat untuk menghadapi tantangan masa depan. Menurutnya, pembelajaran tidak berhenti pada pendidikan formal, tetapi harus dilakukan secara terus-menerus untuk beradaptasi dengan perubahan industri.
Rektor juga membahas tentang fenomena disrupsi dalam dunia pendidikan dan industri. Dia menegaskan bahwa disrupsi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk cara industri merekrut dan mengelola tenaga kerjanya.
Dia mengingatkan, industri saat ini tidak hanya mencari ijazah, tetapi kemampuan berpikir sistematis, keterampilan komunikasi, dan keahlian khusus.
“Ini menuntut seseorang untuk terus melakukan reskilling dan berinovasi,” ujarnya.
Mengacu pada data Linkedin 2023, Rektor menjelaskan, keterampilan kerja inti yang dimiliki saat ini mungkin tidak lagi relevan lima tahun ke depan. Hal ini menekankan perlunya reskilling dan pembelajaran berkelanjutan untuk tetap kompetitif di pasar kerja.
Dipaparkannya, sebanyak 1/3 dari yang dipelajari di tahun pertama akan sangat berpotensi menjadi usang setahun setelah kelulusannya. Begitu juga bagi para pekerja yang dipekerjakan pada tahun 2020, mereka hanya memiliki 66% keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang sama di tahun 2025 (Linkedin, 2023).
“Data itu menjelaskan bahwa mahasiswa, para lulusan perguruan tinggi dan pekerja sangat memerlukan reskilling untuk berinovasi, agar mereka bisa bertahan dan menjaga keseimbangan kebutuhan industri. Industri membutuhkan calon atau para pekerja yang selalu memberikan solusi dan inovasi untuk mengembangkan produk layanannya,” sebutnya.
Rektor juga membahas pentingnya inovasi dan adaptasi dalam industri dengan mencontohkan kisah Nokia. Nokia pernah menjadi pemimpin pasar dengan slogan ‘connecting people’. Namun, ketika industri beralih ke sistem komunikasi data dan Nokia gagal beradaptasi, mereka kehilangan pangsa pasar.
“Ini adalah pelajaran berharga bahwa lifelong learning dan inovasi adalah kunci untuk bertahan dan berkembang,” imbuhnya.
Mengakhiri pidatonya, rektor mengingatkan bahwa kebahagiaan adalah prinsip terpenting dalam hidup.
“Dunia kerja yang Anda masuki mungkin terasa kecil dibandingkan dengan luasnya dunia. Kami sangat ingin melihat apa yang Anda lakukan selanjutnya, setelah mendapat gelar kesarjanaan dari Universitas Sumatera Utara. Apapun pekerjaan yang Anda pilih, berikan yang terbaik, ambil kesempatan yang Anda dapatkan, bekerjalah dengan bebas, coba semuanya, dan yang paling penting, bersikaplah baik kepada sesama dan jangan lupa untuk tetap bahagia,” pungkasnya. (gusti/red)