Medan (pewarta.co) – Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menggelar rekonstruksi penyerangan Mapolda Sumut pada Lebaran Idul Fitri Minggu (25/6/2017) lalu di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Jumat (20/10/2017) siang.
Namun, reka ulang yang dilaksanakan dengan pengawalan ketat di area pintu tiga (keluar, red) Mapolda Sumut, tidak dibenarkan diliput media. Insan pers yang menyaksikan rekonstruksi, diminta menjauh.
Jika terlihat memegang handphone (HP), langsung didatangi petugas provos dan ponselnya diperiksa. Kalau ada gambar rekonstruksi yang diabadikan, maka langsung dihapus.
“Mana-mana, lihat HP mu. Jangan ada foto-foto,” ketus petugas provos yang melakukan pengamanan rekonstruksi tersebut.
Rekonstruksi itu disaksikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Kabid Humas Kombes Pol Rina Sari Ginting, Dansat Brimob Kombes Zulfikar dan Direktur Intelkam Polda Sumut, serta dijaga ketat petugas Brimob bersenjata lengkap.
Pantauan wartawan, petugas Densus yang juga melibatkan Polwan itu awalnya menghadirkan dua pelaku teror, Ardial (30) dan Syawaluddin Pakpahan (47), serta seorang tersangka lainnya.
Dalam rekonstruksi tersebut, para tersangka memerankan sejumlah adegan sesuai dengan perannya. Seorang tersangka memperagakan aksi terhadap anggota pos jaga Polda Sumut, Ipda (Anumerta) Martua Sigalinging, yang tewas setelah ditusuk.
Diketahui, dalam kasus penyerangan Mapolda Sumut satu dari dua pelaku bernama Ardial tewas ditembak petugas ketika melakukan teror. Tak hanya itu, dalam pengembangan tim Densus Mabes Polri dua tersangka lainnya.
Adapun identitas dua penyerangan Syawaluddin Pakpahan (47), warga Jalan Pelajar Ujung, Gang Kecil, Medan. Dia berprofesi sebagai penjual rokok dan Ardial (30) ditembak mati, warga Jalan SM Raja, Simpang Limun, penjual jus.
Kedua terduga teroris menyerang Mapolda Sumut pukul 03.00 WIB. Setelah melompat pagar, pelaku menyerang polisi yang tengah beristirahat di salah satu dari tiga pos penjagaan.
Ketika menyerang, menurut polisi, pelaku meneriakkan takbir. Aiptu Martua Sigalinging tewas ditikam di leher, dada, dan tangan dengan menggunakan senjata tajam.
Bahkan, pelaku juga mencoba membakar pos penjagaan. Salah satu rekan Aiptu Martua, Brigadir E Ginting kemudian meminta tolong kepada anggota Brimob yang berjaga di pos utama.
Dari pos I, tiga anggota Brimob, yakni Brigadir Novendri Sinaga, Bharatu Lomo Simanjuntak, dan Brigadir Karo Sekali, langsung bergerak cepat mendatangi Brigadir E Ginting. Seketika itu melakukan tembakan terhadap kedua pelaku. (red)