Batubara (Pewarta.co) – Dampak dilarang mengembala diareal PT Kwala Gunung (PT KG) ratusan ekor lembu milik warga Dusun II, Desa Empat Negeri, Kecamatan Datuk Lima Puluh, terancam mati kelaparan.
Warga menduga larangan tersebut akibat adanya kesepakatan Kades yang menerima CSR dari pihak perkebunan PT KG sebesar Rp 1 juta/bulan.
“Kami menduga kesepakatan Kades dengan pihak perkebunan berdampak hewan ternak kami tidak lagi diperbolehkan memasuki lahan PT KG”, ungkap warga dilokasi perbatasan PT KG dengan Dusun II Titih Putih, Rabu (23/1/2019).
Kepala Dusun II, Elpiadi kepada wartawan di perbatasan areal PT KG mengatakan, alasan pihak perusahaan melarang warga angon (mengembala) di areal perkebunan karena akan dilakukan penyisipan pohon kelapa sawit yang rusak atau mati.
Padahal menurut Kadus, itu bukan alasan yang tepat apalagi selama ini warga dusun II Desa Empat Negri sudah melakukan yang terbaik kepada perusahaan PT KG. Selama setahun tidak ada larangan angon di areal kebun tersebut”, katanya.
Agar perkebunan tidak merugi lanjut Kadus, kenderaan PT KG diizinkan numpang lewat supaya mereka bisa mengeluarkan hasil panennya. Sebab jalan yang sebelumnya menjadi lintasan mereka ditutup warga desa sebelah.
“Kami punya jasa kepada perusahaan PT KG, tapi air susu dibalas air tuba,” sebut Elpiadi.
Salah seorang pemilik ternak Jeni (28) mengungkapkan kekesalannnya.
“Memang pihak perusahaan PT KG tidak bisa dibaiki, apalah salahnya pemilik ternak diizinkan untuk angon. Rumputnya yang kami minta, kalau dilarang begini, sekitar 600 ekor lembu kami terancam mati kelaparan sebab lokasi lain untuk rumput makanan ternak lembu kami tidak ada lagi”, kata Jeni.
Sementara pihak perusahaan PT KG melalui Asisten Kepala (Askep) Gunawan,SP kepada wartawan mengatakan, bila warga peternak bermohon agar ternak lembunya bisa angon di areal perkebunan, tanyakan dan sampaikan langsung kepada pimpinan perusahaan.
“Yang saya tau surat larangan sudah disampaikan kepada kepala dusun dan kepada Kepala Desa. Saya di perusahaan ini sebatas bekerja dan perintah,” ungkap Gunawan.
Terancam Didemo
Belum adanya solusi yang didapat, puluhan warga berencana melakukan aksi ke kantor desa meminta penjelasan Kades terkait kesepakatan yang berdampak ratusan ekor hewan ternak mereka yang terancam mati kelaparan.
“Sementara kita undang dulu Kades untuk datang dan menjelaskan kepada masyarakat. Kalau Kades tak mau datang, kami akan ramai-ramai ke kantor desa”, ungkap puluhan warga.
Pantauan wartawan, puluhan warga peternak terpaksa bertahan dan menginap diareal perbatasan. Sebab ratusan ekor hewan ternak mereka yang berada di lokasi kebun akan diusir keluar.
“Kalau ternak kami keluar maka gak bisa masuk lagi. Kalau sudah keluar ternak kami mau dikasi makan apa, makanya kami tunggu. Kami akan tetap bertahan sampai hewan ternak diperbolehkan lagi memasuki areal perkebunan”, ungkap warga. (yudikam)