Medan (pewarta.co) – PSMS Medan berhasil menutup laga kandang terakhirnya untuk Liga 1 musim ini dengan cantik.
Sebab pada laga yang dilangsungkan di Stadion Teladan, Sabtu (1/12/2018) tim Ayam Kinantan meraih kemenangan besar empat gol tanpa balas atas Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 peka ke-33.
Tiga gol PSMS tersebut, langsung diciptakan oleh Alwi Slamet, Frets Butuan, Rachmad Hidayat dan Shohei Matsunaga.
Maka kemenangan itupun membuat nafas PSMS untuk bertahan di Liga 1 bertambah.
Kini mereka mengoleksi 37 poin dengan menyisakan dua laga lagi. Artinya PSMS masih bisa mengumpulkan pundi-pundi poin untuk mengejar tim lain demi keluar dari zona degradasi.
Semenjak peluit ditiupkan, tim Ayam Kinantan langsung mengambil inisiatif bermain menyerang.
Serangan demi serangan digencarkan anak asuh Peter Butler untuk menciptakan gol lebih dulu.
Usaha mereka pun membuahkan hasil. PSMS mampu menciptakan gol menit ke-15 dari kaki Alwi Slamet.
Melalui tendangan bebas, Alwi yang mengeksuki tendangan, tak mampu dibendung kiper Persebaya, Mizwar Syahputra. Bola pun bersarang ke gawangnya. Skor berubah menjadi 1-0.
Unggul satu gol, PSMS terus tetap konsisten menguasai permainan. Menit ke-35 PSMS menambah keunggulan dari kaki Frets Butuan.
Menerima umpan terobosan, Frets langsung berlari kencang ke arah gawang dan langsung melesakkan tendangan keras.
Sepakannya pun tak mampu dibendung Mizwar Syahputra. Skor bertambah menjadi 2-0. Keunggulan PSMS dua gol pun bertahan hingga babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, PSMS sedikit lebih bersabar untuk mengusai permainan. Justru Persebaya mampu meladeni gaya permainan PSMS. Perlahan-laham mereka mampu menguasai permainan.
Serangan yang dilakukan Persebaya pun sempat mengancam lini pertahanan PSMS. Bahkan gawang Rohim hampir kebobolan.
Namun, keasyikan menyerang, Persebaya justru kembali kebobolan. Kali ini giliran Rachmad Hidayat yang merobek gaya Miswar.
Memanfaatkan skill individunya, yang melewati satu pemain, Rachmad langsung melesakkan tendangan keras. Skor berubah menajdi 3-0.
Tak cukup tiga gol, PSMS kembali menggenapkan keunggulannya menjadi 4-0 menit ke-91 yang diciptakan Shohei Matsunaga.
Sepakan keras Matsunaga dari luar kotak penalti tak mampu dibendung Miswar kiper Persebaya.
Dan keunggulan PSMS dengan empat gol tanpa balas itupun bertahan hingga peluit panjang ditiupkan.
Sementara itu, pelatih PSMS, Peter Butler mengucapkan rasa terima kasihnya kepada semua pemain yang telah bermain apik, sehingga mampu memenangkan laga.
Strategi yang ia terapkan, ternyata mampu dijalankan Frets Butuan dkk, sehingga kemenangan itu mampu membuat timnya percaya diri pada dua laga tersisa.
“Semua pemain sangat bagus malam ini bermainnya. Baik pemain muda, pemain senior mereka kerja keras. Pemain mampu ikut rencana yang sudah saya dapatkan kepada mereka sore hari. Jadi hari ini membuat kami bertahan untuk besoknya dan harus manfaatkan dua laga lagi,” katanya serius.
Hasil telak yang diraih anak asuhnya itu, Butler tak mau terlalu senang. Ia harus pikirkan strategi lagi buat pemainnya saat menatap laga selanjutnya bersua PS Tira.
Pasalnya, bersua PS Tira akan menentukan nasib mereka untuk berpeluang keluar dari zona degradasi.
“Kunci kemenangan hari ini kami bermain sesuai dengan taktikal yang sudah saya terapkan. Tidak ada bonus, mungkin nanti. Kami main hari ini dan fokus pada pertandingan. Masih ada dua laga lagi dan kami harus fokus persiapan untuk tanggal 5 main lawan PS Tira,” ungkapnya.
Artinya PSMS masih bisa mengumpulkan pundi-pundi poin untuk mengejar tim lain demi keluar dari zona degradasi.
Namun, untuk keluar dari zona degradasi, mereka harus mampu memanfaatkan dua laga tersisa. PSMS wajib meraih sekali kemenangan lagi dan setidaknya bisa dapat satu poin pada laga pamungkas.
Sedangkan pelatih Bajul Ijo Persebaya, Djajang Nurdjaman mengaku kekalahan yang diterima anak asuhnya merupakan ganjaran atas kurang fokusnya seluruh lini.
“Saya ucapkan selamat kepada PSMS yang pada malam ini meraih skor cukup telak. Dan untuk itulah yang sangat disayangkan kami tidak mengira akan kalah sebanyak itu,” katanya seusai laga.
Pelatih yang santer disapa Djanur ini juga ingin menampik adanya indikasi pemberian kemenangan terhadap bekas klubnya tersebut.
“Kami tegaskan dalam hal ini, saya ingin menepis tanggapan orang. Anak-anak main dengan sangat gentle, artinya tidak ada kata memberi dan diberi, tapi memang kami kalah. Dan disaat mereka bermain cukup bagus, PSMS malam hari ini main bagus dan kami tidak bisa keluar dari tekanan,” tegasnya.
Bahkan ia juga mengungkapkan, bahwa sekali lagi apa yang terjadi di lapangan, itu merupakan murni ketangguhan PSMS yang fair.
“Sekali lagi saya tegaskan tidak ada diberi dan memberi, betul betul fair dilapangan dan tidak ada faktor kesengajaan ingin kalah,” tegasnya.
Ia mengungkapkan kelemahan di sektor kanan pertahanan menjadi bulan-bulanan Frets dkk bisa merusak dan menciptakan gol ke gawang yang dijaga Miswar Saputra tersebut.
“Jadi di hasil ini kami tidak menyalahkan satu sama lain dan menerima kekalahan. Mmemang kami kalah start, mereka memberikan tekanan duluan sehingga kami sudah bangkit itu barang kali. Terutama mereka terus menyerang di sayap kanan kami,” jelasnya.
Sementara, bek Persebaya Ruben Sanadi mengungkapkan rekan setimnya menang bermain di bawah performa sehingga bisa dibobol hingga 4 gol.
“Saya pribadi mengakui bermain dibawah rata-rata dan tadi kami performa tidak baik. Mungkin habis ini kami akan fokus bermain dikandang dan memberikan yang terbaik. Untuk supporter kami yang datang mendukung kami benar-benar minta maaf. Saya sendiri juga mengaku bermain di bawah performa,” tutupnya mengakhiri. (Dimitri/red)