Medan (pewarta.co) – Program Magister Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) harus menjadi contoh bagi program sarjana S1. Hal itu meliputi antara lain tata tertib dan keketatan peraturan.
“Ini memang pekerjaan yang cukup berat agar lulusannya diterima masyarakat,” kata Rektor UMA Prof Dr Dadan Ramdan M.Eng MSc, Kamis (28/6/2018).
Didampingi Direktur Program Pascasarjana Prof Dr Ir Retna A Kuswardhani MS, rektor menegaskan, Program Magister harus menjadi pemberi motivasi bagi mahasiswa S1 untuk melanjutkan pendidikannya ke program S2.
Menurutnya, program magister harus mampu menunjukkan bahwa program ini punya daya tarik dan jaminan.
“Ini lantaran banyak lulusan sarjana yang tidak bisa apa-apa, belum siap kerja. Dengan adanya tambahan jenjang pendidikan ke program magister, maka akan makin banyak peluang bagi lulusan bisa bersaing di masyarakat,” kata rektor.
Oleh karena itu, rektor menegaskan, program magister harus lahirkan lulusan yang bisa dijamin diterima masyarakat.
Rektor menyebutkan, SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) akan diterapkan di program magister supaya lulusannya memiliki kompetensi lebih tinggi dari program sarjana S1.
Direktur Program Pascasarjana Prof Dr Ir Retna A Kuswardhani MS sepakat dengan pernyataan rektor bahwa sistem penjaminan mutu akan diutamakan dalam program magister.
Disebutkannya, pascasarjana saat ini terus meningkatkan pelayanan lebih khusus dari S1. Ini karena banyak mahasiswa program magister yang bekerja.
Retna menyebutkan, 4 program studi yang ada di pascasarjana sangat mendukung program universitas untuk meningkatkan mutu pascasarjana. Keempat prodi itu semuanya telah terakreditasi BAN-PT dengan predikat nilai B.
Diungkapkannya, indeks prestasi yang dihasilkan dari prodi rata-rata lebih 3,6 sedangkan lama studi 22 bulan. Artinya, kata Retna, rata-rata lama studi 24 bulan, namun bisa dicapai dalam 22 bulan. Dia menegaskan, hal itu bukan berarti mudah untuk mengeluarkan nilai dan Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa.
“Pascasarjana selalu mendukung dan memacu mahasiswanya untuk menyelesaikan kuliah dengan IP tinggi dibekali dengan kompetensi,” ujarnya.
Dijelaskannya, prodi-prodi dibuat untuk meningkatkan atmosfer akademi melalui kegiatan seminar nasional maupun internasional, workshop kebijakan publik. Sedangkan dalam bidang penelitian, mahasiswa didorong menghasilkan penelitian, baik melalui workshop metodologi penelitian. Ini dilakukan agar mahasiswa terbuka membuat penelitian dan menulis di jurnal ilmiah sesuai tuntutan pascasarjana.
Retna juga mengungkapkan, supaya wawasan mahasiswa bertambah, setiap semester, seluruh prodi mengadakan kuliah umum dengan mengundang pembicara dari luar negeri dan dalam negeri.
“Wawasan mahasiswa bertambah tidak hanya dari kegiatan perkuliahan akademik,” ujarnya.
Dia mengatakan, tahun ini program pascasarjana UMA membuka kesempatan kepada para lulusan S1 untuk menempuh pendidikan magister. Pendaftaran telah dimulai Mei hingga September 2018. Informasi dan pendaftaran secara online dapat dilakukan melalui website Pascasarjana UMA http://www.pasca.uma.ac.id atau website http://pmb.pasca.uma.ac.id
Pada kesempatan sosialisasi Pascasarjana UMA, dilakukan serah terima jabatan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan Pascasarjana dari Muaz Zul SH MHum (saat ini menjabat wakil rektor UMA bidang kemahasiswaan) kepada Dr Taufik Siregar SH MHum. (gusti/red)