Medan (pewarta.co) -Penyewaan Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) milik Turki yang dilakukan PT PLN (Persero) dalam mengatasi persoalan listrik di Sumatera Utara (Sumut), mendapat tanggapan dan kritikan dari asosiasi pengusaha.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Johan Brien mengatakan, perencanaan yang dilakukan PLN harus benar-benar dioptimalkan. Jangan sampai nanti ada lagi pemadaman. Apalagi, dalam waktu dekat memasuki bulan puasa dan lebaran. Sebab, jika terjadi pemadaman lagi itu jelas sangat mengganggu orang yang mau beribadah.
“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan yang dilakukan. Namun demikian, jangan ada alasan lagi PLN melakukan pemadaman,” ketus Johan kepada Sumut Pos, Senin (22/5/2017).
Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kalau mau uji coba dilakukan sekarang ini, sebelum bulan puasa. Jadi, ketika memasuki bulan tersebut tidak ada lagi proses uji coba atau pemadaman.
“Kalau melihat di media sosial, kapal pembangkit itu memiliki daya yang sangat besar hingga mencapai 240 Mega Watt (MW) dan disewa selama 5 tahun. Namun demikian, harapannya dalam kurun waktu itu sudah ada pembangkit yang baru. Artinya, tidak hanya mengandalkan pembangkit milik negara lain,” cetus Johan.
Sebab, menurut dia, ketika masa sewa sudah habis tetapi belum ada pembangkit baru, tentunya persoalan listrik muncul kembali. Jadi, akankah masalah ini terus dihadapi masyarakat Sumut.
Diutarakan Johan, jika terus-terusan menyewa tentunya biaya akan membengkak. Informasinya, biaya sewa yang dikeluarkan sangat tinggi. Kalau tidak salah hampir tiga kali lipat dari yang umumnya (genset). Sebab, pembangkit itu berbentuk kapal.
“Bisa ditanyakan kepada PLN biaya sewanya berapa. Lalu, bila dibandingkan dengan menyewa genset dimana bedanya. Oleh sebab itu, kebijakan ini harus dioptimalkan benar sehingga tidak membuang-buang biaya. Dengan kata lain, tujuannya untuk membantu masyarakat Sumut tapi malah merugikan,” tukasnya.
Sebelumnya, PT PLN menyewa Kapal PLTGU dari Karadeniz Powership Onur Sultan, Turki selama lima tahun. Ini dilakukan untuk mengatasi krisis listrik di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Kapal super besar ini luasnya tiga kali lapangan bola kaki memiliki kapasitas 240 Megawatt (MW) sudah bersandar pada Minggu (21/5/2017) kemarin. Rencananya, mulai dioperasikan pada pertengahan Juni 2017. (red)