Medan (pewarta.co) – Masyarakat masih riuh dengan dua peristiwa yang berhubungan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga bebberapa pekan terakhir ini. Hilangnya Premium secara mendadak di pasaran, disambut dengan naiknya harga Pertalite yang tanpa konfirmasi membuat masyarakat masih menjadikan salam 200 sebagai slogan protes kepada pemerintahan.
Pertalite naik 200 rupiah jdi Rp 8000 sejak Sabtu (24/3/2018). Sebelumnya Premium sudah mulai menghilang secara perlahan. Hal ini menyebabkan masyarakat sedikit kesal, pasalnya naiknya harga BBM non subsidi tersebut tanpa konfirmasi kepada masyarakat.
Salah satu pengguna BBM Pertalite bernama Heidy yang merupakan seorang Jurnalis sekaligus Dosen Komunikasi di Kampus STIK -P ini menuliskan di akun instagram story nya “Ada yang nyadar gak sih hari ini pertalite naik 200 rupiah?”. Menurutnya kenaikan harga BBM tersebut meski hanya 200 rupiah namun memberikan dampak yang signifikan terhadap kenaikan harga barang dagang lainnya.
Selain Heidy, banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang kenaikan BBM tanpa konfirmasi ini hingga banyak hastag di sosial media yang menuliskan #salam200rupiah sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
Dikutip dari Sindonews.com, menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengungkapkan, keputusan perseroan untuk menaikkan harga pertalite adalah karena harga minyak dunia beberapa waktu belakangan. Saat ini harga minyak mentah dunia berada di kisaran USD65 per barel.
“Iya hanya pertalite saja (yang naik). Karena harga minyak mentahnya juga naik,” katanya kepada SINDOnews di Jakarta, Minggu (25/3/2018).
Kenaikan harga jual BBM berkadar research octane number (RON) 90, sejatinya berbeda-beda di tiap daerah berkisar antara Rp150 hingga Rp200 per liter. “Berbeda tergantung PBBKB di tiap daerah,” tandasnya. (red)