Medan (pewarta.co) – Pembunuhan sadis terjadi di kawasan Patumbak, Kamis (6/4/2017) pagi. Seorang penjaga kebun, Guntar Sembiring (50) tewas dibunuh orang misterius di gubuk yang ditempatinya Jalan Pertahanan Patumbak, Gang Adi Karya, Pasar IV, Desa Patumbak II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang. Namun, jasad pria paruh baya itu sampai sekarang belum ditemukan karena dibuang ke sungai.
Pantauan di lokasi, terlihat darah segar membanjiri rumah gubuk yang ditempati korban. Dari darah segar itui terlihat seperti bekas seretan menuju ke sungai yang berjarak berkisar 20 meter dari gubuk. Di luar rumah gubuk berukuran 3×3 meter itu, tepatnya di bangku luar gubuk, terlihat jala ikan teletak berdampingan dengan jarum jahit berukuran besar yang sudah tersambung benang pancing panjang. Bau amis darah yang dihasilkan jelas menandakan jika darah tersebut milik manusia.
Menurut keponakan korban, Rudi, peritiwa pembunuhan itu diketahui pertama kali oleh seorang penambang pasir. Saat itu, wak Potol yang melihat darah berceceran di Tempat Kejadiaan Perkara (TKP) berteriak minta tolong hingga mengundang perhatian warga.
“Melihat itu, Wak Potol langsung berlari ke areal kampung dan meminta tolong kepada warga. Sehingga, warga langsung datang beramai-ramai ke lokasi dan melihat darah yang berceceran itu. Saat itu, sekira pukuk 08.00 WIB,” sebut Rudi. Semula, lanjut Rudi, warga dan pihak keluarga belum menyadari darah tersebut milik pamannya. Namun lama-kelamaa, kata dia, warga menyebut darah tersebut milik korban yang kesehariannya sebagai penjaga kebun.
“Setelah mengetahui itu darah paman saya, mulailah heboh. Barulah dikabari pejabat desa dan pihak kepolisian. Tidak lama mereka pun datang dan melakukan peyelidikan dan mengambil darah itu untuk diperiksa di laboratorium,” ujarnya. Menurut dia, pembunuhan itu diduga terjadi ketika pamanya sedang menjahit jala ikan. Sebab, kata dia, lokasi ceceran darah berada tepat tak jauh dari jala ikan ditemukan.
“Apalagi, darah jalan ikan itu terletak begitu saja dengan jarum jahit berisikan benang pancing terletak di samping jala. Itukan tandanya, jala itu sedang dijahit. Berarti paman saya itu, (korban-red) dibunuh ketika sedang menjahit jalanya,” kata Rudi. Senada dengan Rudi, istri Rudi, Evi, juga menyebut jika pamanya itu tewas ketika sedang menjahit jala. Hal itu jelas dengan jala terletak berdekatan dengan jarum berisi benang pancing yang sudah tersambung dengan benang pancing.
“Itu sudah jelas, kalau paman saya sedang menajala ikan. Dia dibantai saat sedang menjala ikan. Lalu, setelah meninggal, tubuhnya diseret dan dibuang ke sungai Sudet. Tapi kita tidak tahu siapa yang bunuh, misterius,”duganya. Petugas kepolisan sektor Patumbak yang terjun ke lokasi dipimpin langsung Kapolsek Patumbak AKP Afdal Junaidi,SIK dikonfirmasi mengaku masih melakukan peyelidikan terkait pembunuhan tersebut.
“Sampai saat ini, kita belum mengetahui itu darah siapa. Tapi kita menduga, jika darah itu, adalah darah Guntar Ginting. Kita juga telah menerjunkan tim latfor Polda Sumut ke lokasi,” kata Afdal. Ditanya, siapa yang pertama kali mengathui peristiwa tersebut, Afdal mengaku telah memeriksa seorang saksi yang pertama kali menemukan darah tesebut. “Satu orang telah diperiksa, namun bukan yang melihat insiden pembunuhan itu. Melainkan yang menemukan darah pertama kali. Sekarang anggota masih melakukan olah TKP,” tandasnya. (Red)