Medan (pewarta.co) – Dugaan permainan proses tender di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu mendapat sorotan.
Dahler, selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan tampaknya tak menghiraukan kasus itu.
Soal kasus pengadaan kerbau senilai Rp11,5 miliar Tahun Anggaran (TA) 2018 ditengarai ada permainan.
Informasi dihimpun, dari tiga paket pengadaan kerbau yang berjumlah Rp11,5 miliar banyak kejanggalan.
Dalam lelang indentitas perusahaan pemenang pengadaan kerbau lokal untuk 14 kelompok penerima tidak dicantumkan identitas perusahaan apakah berbentuk Comanditaire Venotschap (CV) atau Perseroan Terbatas (PT).
Salah satu contoh, pemenang tender pengadaan kerbau Rp8,4 miliar yang keluar sebagai pemenang hanya disebutkan Dua Telaga Batanggadis. Tidak diketahui Dua Telaga Batanggadis itu berbentuk CV atau PT. Lalu, tidak disebutkan alamat perusahaan tersebut.
“Mana bisa perusahaan pemenang proyek tidak mencantumkan indentitas perusahaan. Apakah dia CV atau PT harus dituliskan ,” kata Ketua Gerakan Anti Korupsi Sumut, Hendra Hutagalung, di kantor Gubsu, Selasa (26/2/2019).
Hendra menilai jika ada perusahaan tidak mencantumkan indentitas bisa dikatakan status perusahaan tersebut tidak jelas.
“Saat ini sudah era keterbukaan. Jadi tidak ada lagi yang bisa ditutup-tutupi. Semua orang sudah bisa mengakses alamat dan kelengkapan berkas perusahaan. Jadi bagaimana bisa dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu memenangkan perusahaan yang tak jelas statusnya,” ucapnya.
Kemudian soal pengadaan kerbau Murra yang diberikan kepada 1 kelompok penerima Tapanuli Utara. Kerbau diberikan 16 ekor. Anggarannya Rp520 juta.
“Yang jadi pertanyaan berapa satu ekor harga kerbau. Sekarang masyarakat sudah bisa melihat dari internet berapa pasaran harga kerbau paling besar harganya Rp14 jutaan. Kalau misalnya 16 ekor dikalikan Rp14 jutaan uangnya masih Rp224 juta sementara pengadaanya Rp500 juta lebih,”ucapnya.
Hendra juga mengaku prihatin soal lelang di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan pemenangnya itu-itu saja. Dalam lelang juga ada beberapa perusahaan selalu ikut dalam tender.
“Saya lihat ada beberapa perusahaan yang selalu ikut lelang. Dalam lelang kecil oknum perusahaan itu kalah. Kemudian lelang lain yang anggarannya lebih besar perusahaan itu menang,” ucapnya.
Hendra menuding lelang di Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan terjadi kongkalikong. Buktinya kata dia, ada beberapa perusahaan setiap lelang selalu ikut.
Atas kecurigaan tersebut, Hendra mengaku akan melaporkan permainan tersebut ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Medan dan Kejati Sumut.
“Kita akan laporkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemprov Sumut, Dahler Sumut panitia Kelompok Kerja (Pokja) ke Kejati,” tegasnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provsu, Dahler yang coba dikonfirmasi di kantornya tidak berhasil. (red)