Medan (pewarta.co) – Tahun ini ada yang berbeda dalam pelaksanaan Lomba Penelitian Belia Sumatera Utara (LPBSU). Pada 2018 ini, LPBSU menambah cabang penelitian, yakni satu kategori dalam penelitian Ilmu Pendidikan Sosial (IPS). Penambahan tersebut dikarenakan banyaknya peserta pada tahun 2017 yang meminati dibagian ilmu sosial.
“Ini untuk pertama kalinya bidang ilmu sosial diperlombakan dalam LPBSU 2018. Sebelumnya bidang ini tidak termasuk dalam cabang perlombaan, bukan berarti kita remeh terhadap ilmu sosial,” ungkap Ketua Panitia LPBSU 2018, Nining Kartikasari kepada wartawan dalam jumpa pers di Hall Istana Koki Jalan T Cik Ditiro Medan, Kamis (6/9/2018).
Nining berbicara didampingi Manajer Program Healt Education Administrasi Research Technology (Heartindo), Dede Hariani MS. Turut hadir dalam jumpa pers itu Direktur Heartindo dr Apsari Diana Kusumastuti, Media Relations Officer T Bobby Lesmana.
LPBSU ditujukan bagi siswa-siswi di Sumut tingkat SMP dan SMA sederajat kembali diselenggarakan tahun ini oleh Heartindo—sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat termasuk di dalamnya bidang Pendidikan dan Riset. Tahun ini Heartindo kembali mendapat kepercayan sebagai penyelenggara LPBSU 2018, untuk yang ke-6 kalinya.
Bidang lomba penelitian yang diperlombakan pada tahun ini, kata Nining, bidang ilmu hayati, ekologi lingkungan, Fisika, komputer, matematika, dan sosial sains meliputi sejarah, psikologi, geografi & budaya.
Nining menyebutkan, pendaftaran secara online dimulai pada 1 hingga 30 September 2018. Sedangkan perlombaan LPBSU yang merupakan seleksi provinsi, akan dilaksanakan 6 Oktober 2018 di Hall Istana Koki Jalan Cik Ditiro Medan.
“Tujuan diadakannya lomba ini untuk membentuk siswa yang mandiri, berfikir kreatif, bertanggungjawab, melatih kemandirian dan percaya diri untuk berdebat mempertahankan pendapatnya. Selain itu juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang bisa bersaing di tingkat global,” tuturnya.
Nining juga mengatakan, melalui penelitian akan menjawab berbagai masalah dalam kehidupan, karena biasa awal dari penelitian itu dikarenakan adanya masalah yang timbul. Karena banyak penelitian akan menghasilkan solusi dan banyak produk alternative bagi kehidupan, maka hal ini merupakan nilai tambah bagi sebuah daerah.
“Apalagi jika hasil penelitian tersebut ditindaklanjuti, atau bahkan dipatenkan, maka tentu masing-masing daerah akan memiliki keunggulan dari sebuah penelitian,” ujarnya.
Disebutkan, jenjang lomba pada kegiatan LPBSU adalah seleksi poster penelitian dan presentasi penelitian. Sedangkan jenjang seleksinya adalah seleksi provinsi (LPBSU), seleksi nasional (CYS) dan seleksi Asia Pasifik (APCYS) atau seleksi Internasional (ICYS).
“Tahun ini merupakan tahun ke-8 penyelenggaraan LPBSU. Beberapa prestasi tingkat Asia dan Internasional yang telah diraih antara lain, tahun 2011, meraih The Best Research presentation bidang ekologi, pada ICYS di Rusia. Tahun 2012, meraih perunggu bidang ekologi, pada ICYS Belanda, lalu medali perak bidang matematika dan medali perunggu bidang fisika pada APCYS Palangkaraya tahun 2013, meraih The Youngest Most Enthusiastic Presenter in Environment Science,” paparnya.
Tahun 2014, lanjutnya, meraih medali perunggu bidang matematika pada ICYS Serbia. Tahun 2018, katanya, medali Emas bidang komputer pada ICYS Rumania dan medali perak bidang fisika pada APCYS New Delhi.
Sementara itu Manajer Program Heartindo, Dede Hariani MS, menjelaskan capaian Heartindo tidak hanya berperan dalam bidang penelitian dan riset. Disebutkannya, kegiatan Heartindo lainnya terhadap masyarakat adalah “Vaseline Healing Project” di Desa Batukarang diselenggarakan bekerjasama dengan Unilever Indonesia. (gusti/red)