Medan (pewarta.co) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menargetkan kurban sapi sebanyak 125 ekor pada Hari Raya Idul Adha 1440 H/2019. Kurban tersebut berasal dari aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Sumut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan Presiden RI Joko Widodo.
Sampai saat ini sapi yang sudah ada di kandang sebanyak 109 ekor, tersebar di beberapa daerah dan masih memungkinkan untuk bertambah.
“Tahun ini jumlah kurban Pemprov Sumut diperkirakan 3 kali lipat dari tahun lalu yang berjumlah 36 ekor. Kurban dibeli dari dana pribadi dan tidak ada APBD yang digunakan untuk itu,” kata Kepala Biro Sosial dan Kesejahteraan Setdaprov Sumut Muhammad Yusuf, saat konferensi pers tentang Kurban Pemprov Sumut di Ruang Pers, Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Senin (29/7/2019).
Gubernur Edy Rahmayadi sendiri berkurban sebanyak 3 ekor sapi, yang rencananya akan dibagikan di Masjid Agung Kota Medan dan Kota Binjai, serta Masjid Raya Al Mashun Medan. Sementara sapi dari Presiden seberat 1 ton juga diserahkan di Masjid Agung Medan.
Kata Yusuf, Gubernur menginginkan masyarakat khususnya kaum duafa dapat menerima daging kurban di masing-masing kabupaten/kota. Untuk kabupaten/kota yang akan dibagikan daging kurban, Yusuf belum bisa memastikan, lantaran masih menunggu data dari relawan yang mencari titik di daerah. “Sudah ada tim koordinasinya, kita membuat satu jaringan untuk mendistribusikan hewan kurban,” kata Yusuf.
Untuk kesehatan daging kurban, Yusuf mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut untuk memastikan kesehatan sapi yang akan disembelih. “Jadi hewan kurban ini sudah disterilisasi, sudah dipastikan kesehatannya, supaya saat pemotongan hewan sudah memenuhi syarat pemotongan kurban,” ujarnya.
Gunakan Besek
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumut Zonny Waldi mengatakan, tahun ini distribusi daging kurban Pemprov Sumut tidak lagi menggunakan kantong plastik, tetapi menggunakan besek untuk membawa daging yang dibagikan. Besek adalah tempat yang terbuat dari anyaman bambu bertutup bentuknya segi empat. Selain ramah lingkungan, besek bambu juga bisa digunakan berkali kali.
“Tidak seperti plastik, besek bambu memiliki beberapa kegunakan, besek bambu tidak menyebabkan kanker bagi manusia berbeda jika menggunakan kantong plastik, besek bambu ramah lingkungan beda dengan plastik yang lama terurainya di tanah, selain itu kita juga memberdayakan pengrajin anyaman bambu lokal kita,” kata Zonny. (red)