Paluta (pewarta.co) – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Sumatera Utara (Sumut) Nawal Lubis meninjau langsung kegiatan Posyandu di Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta). Kegiatan Posyandu, menurutnya, wajib digalakkan kembali untuk pencegahan stunting di Sumut.
Stunting atau masalah kurang gizi kronis masih menjadi persoalan serius di Sumut. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 preventif stunting Sumut berada di angka 25,8% atau peringkat 17 secara nasional, sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut terus berupaya menekan angka ini.
“Kita masih cukup tinggi stunting-nya, ibu-ibu ayo sosialisasikan, edukasi masyarakat kita agar kita bisa tekan ini, salah satunya kita harus galakkan kembali Posyandu,” kata Nawal Lubis kepada anggota TP PKK Paluta, yang ikut meninjau Posyandu di Taman Kanak-Kanak Khairani, Kelurahan Gunungtua, Kecamatan Padangbolak, Paluta, Rabu (31/8).
Kegiatan Posyandu ini dilakukan berbarengan dengan peringatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022. Nawal meminta Posyandu tersebut harus dijadikan kegiatan rutin, dan bukan hanya karena memperingati BIAN.
“Posyandu itu harus rutin, bukan hanya untuk imunisasi, tetapi juga melihat kesehatan anak dan ibunya. Bu, kalau anak sudah stunting, dia tidak bisa kembali normal lagi, dia akan kalah bersaing dengan teman seusianya. Jadi, peran ibu-ibu sekalian penting karena sebagian besar itu terjadi karena orang tuanya kurang pengetahuan,” kata Nawal, usai meresmikan gedung TK Khairani.
Pada kesempatan ini, Nawal juga memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak-anak TK dan PAUD Yayasan Khairani. Dia berharap Yayasan Khairani bisa memberikan pengajaran terbaik untuk anak-anak di sekitarnya.
“Semoga semakin baik ke depannya, semakin banyak bisa memberikan ilmu kepada anak-anak kita,” kata Nawal Lubis yang datang bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumut Hendra Dermawan dan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sumut Suherman.
Sementara itu, Ketua TP PKK Paluta Ade Aan Rostiani mengatakan pencegahan stunting menjadi fokusnya saat ini. Terlebih karena Paluta berstatus merah atau prevalensi stunting-nya di atas angka 30%.
“Kita sedang giat dan fokus mengedukasi masyarakat untuk pencegahan stunting. Kita bekerja sama denga Dinas Kesehatan, BKKBN Kabupaten dan OPD lainnya untuk mengatasi ini, kami yakin akan berdampak positif,” kata Ade. (H15/DISKOMINFO SUMUT/red)