Medan (pewarta.co) – Upaya penanganan wabah Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) semakin meningkat, mulai dari penyediaan alat kesehatan hingga fasilitas isolasi dan perawatan pasien khusus selama masa tanggap darurat. Namun untuk menekan penularannya, masyarakat diminta disiplin jalankan protokol kesehatan, terutama di pasar tradisional.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut Whiko Irwan saat menyampaikan perkembangan terbaru langkah penanganan Covid-19, Jumat (3/4) sore, di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Menurutnya salah satu kunci penting penanganan Covid-19 adalah dukungan seluruh masyarakat terhadap upaya pemerintah terkait imbauan protokol kesehatan.
“Ada dua hal yang akan mempengaruhi tingkat penyebaran Covid-19 di wilayah kita. Pertama upaya pencegahan yang kita lakukan. Dan kedua adalah adanya keramaian,” ujar Whiko.
Upaya pencegahan yang rendah, lanjut Whiko, karena kurangnya partisipasi masyarakat dan adanya keramaian yang tinggi karena kurang patuhnya masyarakat terhadap imbauan pemerintah. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan beberapa kali lipat penderita Covid-19 dalam 1 sampai 2 pekan ke depan.
“Akan tetapi sebaliknya, apabila upaya pencegahan yang tinggi dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, petugas kesehatan dan Pemda di seluruh wilayah Sumut dengan menekan tingkat keramaian atau menghilangkannya sama sekali, akan jauh menurunkan penularan Covid-19 ini. Dengan demikian wabah ini akan dengan mudah dapat kita atasi bersama,” jelasnya.
Imbauan terkait protokol kesehatan pun telah disampaikan ke masyarakat. Disebutkan Whiko, saat ini gerakan tetap di rumah dengan meliburkan sekolah, menutup sementara pusat perbelanjaan dan tempat hiburan serta melaksanakan kegiatan ibadah di rumah telah terlihat di beberapa tempat, termasuk meniadakan kegiatan yang mengundang orang banyak seperti konser atau pesta.
Khusus untuk warga yang hendak berbelanja makanan, kata Whiko, diminta untuk tidak makan di rumah makan tersebut. Tetapi lebih baik dibungkus dan dimakan di rumah masing-masing. Hal itu juga untuk menghindari terjadinya keramaian karena aktivitas makan minum di satu tempat tertentu, dengan jarak yang berpotensi berdekatan.
Penekanan juga disampaikan Whiko untuk aktivitas perdagangan di pasar tradisional. Karena sampai saat ini, masyarakat baik pedagang maupun pembeli terus berjalan sebagaimana biasa. Untuk itu diperlukan kedisiplinan serta kesadaran warga untuk menjaga jarak fisik lebih dari 1 meter dalam transaksi. Juga ditekankan menggunakan masker untuk semua orang di dalamnya serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir pada saat keluar dari tempat tersebut. Penggunaan masker berbahan padat akan cukup melindungi pengguna dan orang lain di sekitarnya dari penularan Covid-19 melalui droplet (cairan saat bersin).
Sedangkan untuk data terbaru penanganan Covid-19 di Sumut, lanjut Whiko, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 2.969 jiwa atau menurun 12,4 persen hari sebelumnya. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat ada 95 jiwa atau meningkat 11,5 persen. Sedangkan positif ada 36 jiwa, dimana 11 diantaranya setelah diperiksa menggunakan alat rapid test.
Perkembangan lainnya, selain lima Rumah Sakit (RS) rujukan utama menangani pasien Covid-19 yakni RSUP H Adam Malik, RSUD Kabanjahe, RSUD Djasamen Saragih, RSUD Tarutung dan RSUD Padangsidimpuan, kini sudah disiapkan RS lain mengantisipasi lonjakan pasien, diantaranya RS GL Tobing (49 kamar), Martha Friska (230 kamar), RSUD Abdul Manan Simatupang (12 kamar), RSUD Gunungsitoli (36 kamar) serta disiapkan RS darurat yang dimiliki oleh Pemprov Sumut dengan jumlah sebanyak 1.168 kamar, sehingga total seluruhnya 1.500 kamar.
“Pemprov bersama kabupaten kota juga telah menyiagakan sebanyak 206 RS yang tersebar di wilayah Sumut. Karena itu, pemerintah sangat berterima kasih kepada masyarakat yang telah mematuhi aturan sehingga angka PDP bisa ditahan. Mari kita membantu agar masyarakat dan Covid-19 dapat segera teratasi,” pungkasnya. (red)