Medan (pewarta.co) – Meski keluarga korban telah membuat pernyataan tak keberatan dan memilih membawa jasad Hendiyanto (58) ke rumah duka, namun polisi mengaku masih mendalami motif dan penyebab kematian pria asal Dusun 4 Mumbung Jaya, Kelurahan Mumbung Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur tersebut.
Polisi menyimpulkan, bahwa penyebab korban meninggal bukanlah terkena benda yang menghantam pipi kanannya hingga luka dan jatuh lalu tewas ditempat.
“Korban tewas bukan karena terkena tali bucket atau pun coran yang jatuh, memang ada mengenai pipi sebelah kanannya hingga luka, tapi bukan itu penyebabnya. Makanya kita masih selidiki,” kata, Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, Inspektur Satu (Iptu) Imade Yoga, saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (24/10/2017) sekira pukul 15.30 wib.
Penyelidikan yang dilakukan dikatakannya, untuk mengetahui kepastian kematian korban apakah ada unsur kelalaian ataupun penganiayaan. Untuk itu, dirinya mengaku sudah memeriksa sedikitnya 6 orang saksi.
“Korban hanya dilakukan visum luar tidak dioutopsi. Saat ini kita sudah periksa 6 orang saksi termaksud Pimpinan Proyek (Pimpro) dan Managernya serta para pekerja,” sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, Hendiyanto (58) yang berprofesi sebagai mandor proyek tiang pancang rel kereta api ini meninggal dunia setelah jatuh dari tiang pancang yang dikerjakannya, Senin (23/10/2017) pagi.
Informasi yang diperoleh di kepolisian, pagi itu korban sedang bekerja (mengecor) bersama dengan 3 orang teman lainnya di atas tiang pancang rel kereta api di Jalan Jawa, Kelurahan Gang Buntu, Kecamatan Medan Timur, tepatnya di depan Mall Centre Point. Lalu, saat bersamaan datanglah alat berat yang membawa bucket yang di dalamnya terdapat coran semen. Adapun coran semen tersebut hendak dipergunakan untuk mengecor tiang pancang rel kereta api yang ada di atas.
Tiba-tiba saja, bucket tersebut langsung jatuh di sebelah korban yang sedang bekerja di atas tiang pancang rel kereta api. Tanpa disadari, sling dari bucket lepas dan korban langsung tersungkur di atas tiang pancang, namun tidak mengenai korban.
“Dari keterangan para saksi yang kita periksa, bahwa korban tiba-tiba tersungkur. Setelah itu teman-teman kerja korban melakukan pertolongan dan membawa korban ke RS Murni Teguh. Naas, nyawa korban tak tertolong lagi diduga sudah meninggal dunia saat di perjalanan menuju rumah sakit,” kata Kapolsek Medan Timur, Kompol Wilson Pasaribu, melalui Kanit Reskrimnya, Iptu Imade Yoga kepada wartawan.
Lalu, lanjut Yoga, petugas tiba di lokasi guna mengecek dan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama Unit Identifikasi Polrestabes Medan. Selain itu, petugas juga mengecek fisik korban.
“Hasil olah TKP dan cek fisik korban ditemukan luka lecet pada pipi sebelah kanan korban. Tidak ditemukan luka lain pada tubuh korban dan tidak ditemukan bercak darah pada TKP,” katanya.
“Menurut keluarga korban, bahwa korban memang memiliki riwayat sakit jantung,” sambungnya.
Selanjutnya, terangnya lagi, keluarga korban tidak berkenan untuk dilakukan autopsi dan kemudian dibuat surat permohonan untuk tidak diautopsi oleh keluarga korban. “Mayat sampai saat ini masih di rumah sakit. Nantinya akan diserahkan ke keluarga korban sembari meminta rekam medik awal dari RS Murni Teguh,” ujarnya. (red)