Tapanuli Selatan (Pewarta.co) – Mahasiswa yang mengatasnamakan diri dari DPP Barisan Independen Mahasiswa Tabagsel (DPP BIMA Tabagsel) dan Pengurus Besar Kesatuan Aksi Mahasiswa Pemuda Anti Korupsi (PB KAMPAK TABAGSEL) gelar aksi demo di lapangan Tempat Penyampaian Aspirasi Kantor Bupati Tapanuli Selatan,Sipirok,Selasa (28/7/2020).
Demo tersebut dilakukan karena diduga anggaran Covid-19 yang bersumber dari dana desa se-kabupaten Tapanuli Selatan Sumatera Utara, “dimainkan” Kepala dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pemdes) Pemkab Tapsel
Dugaan tersebut ditengarai dengan adanya pungutan liar atas pembengkakkan anggaran pembelian APD (Alat Pelindung Diri ) oleh kepala PMD dari setiap kepala desa.
Dalam orasinya , mahasiswa meneriakkan agar kepala dinas PMDes menjelaskan kronologi terjadinya pembengkakan (mark-up) anggaran pembelian APD dan adanya dugaan pungli tersebut.
Namun saat aksi unjuk rasa berlangsung di Kepala Dinas PMDes tidak keluar menjumpai mahasiswa, sehingga beliau dijuluki pengecut.
“Hei Kadis Pemdes datang dan jumpai kami, Mari kita diskusi di lapangan aspirasi ini.
“Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu, Lihat bawahan mu betapa pengecutnya dia, ini aksi kami yang kedua namun dia tidak berani jumpa dan berargumen dengan kami. Copot dan evaluasi Kadis Pemdes yang kami duga kuat telah menyalahgunakan jabatan dan kami juga menduga kuat Kadis Pemdes melakukan mark up terkait pengadaan Alat Pelindung Diri (APD).Jangan hancurkan reputasimu pak Bupati, copot oknum-oknum nakal yang kami duga memperkaya diri sendiri,”ujar Ketua Umum KAMPAK TABAGSEL Sulthoni Siregar dalam orasinya.
Hal senada di ucapkan Rahul Ependi yang juga mendesak Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M Pasaribu agar bertindak tegas terhadap bawahan nya yang diduga memanfaat kan wabah penyakit mematikan jadi ajang memperkaya diri.
“Pak Syahrul M Pasaribu, Covid-19 adalah bencana yang mewabah diseluruh dunia, Namun kami menduga Kadis Pemdes telah memanfaatkan situasi ini untuk memperkaya diri dan untuk Kepala Inspektorat Kabupaten Tapanuli Selatan kami minta agar jangan main-main terhadap dugaan ini, ingat dugaan kasus ini akan kami kawal sampai tuntas,”katanya.
Pantauan wartawan, meski diguyur hujan belasan mahasiswa yang mendapat pengawalan ketat dari pihak Polres Tapanuli Selatan dan Satpol PP ini terus melakukan orasi namun hingga massa ini membubarkan diri, Kadis Pemdes tidak berani menampakkan batang hidungnya .
Dari informasi yang dihimpun,kasus dugaan penggelembungan harga pembekian APD tersebut sudah pernah ditangani Polres Tapsel namun masalah tersebut telah diserahkan kepihak Inspektorat Pemkab Tapsel guna di tindak lanjuti. (Rts/red)