Tanjung Pura (pewarta.co) – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengenalkan teknologi ramah lingkungan dan hemat biaya kepada masyarakat nelayan Tanjung Pura. Teknologi itu diperkenalkan dalam uji terap/dimanfaatkan konverter kit hasil Litbang Kemenristekdikti untuk bantuan mesin kapal bahan bakar gas (BBG) di Kampung Baru, Desa Pematang Cengal Timur, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sabtu (24/11/2018).
“Konverter kit yang dipasang di kapal nelayan, baik berbahan bakar solar maupun bensin menjadi sebuah tawaran solusi ke depan. Hal ini mengingat potensi gas bumi dan gas alam kita cukup melimpah, di samping lebih ramah lingkungan,” kata Staf Ahli Ristekdikti Bidang Relevansi dan Produktivitas Iptek, Dr Agus Pudji Prasetyono.
Mewakili Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof H M Nasir Ph.D.Ak, Agus Pudji menuturkan, sejauh ini converter kit yang dipasang dan memanfaatkan tabung gas rumah tangga telah terbukti bisa menghemat biaya para petani bahkan dengan gas non subsidi sekali pun.
Dia meyakini bagi petani dan nelayan, dengan adanya alat ini memberi kemudahan bahan bakar dan harga yang ekonomis kapal pencari ikan dapat meringankan beban hidup yang cukup dirasakan berat saat ini.
Seperti diketahui, Kabupaten Langkat yang memiliki populasi nelayan sekitar 19.000 dengan jumlah perahu sekitar 7000 hanya dipasok oleh 4 SPBN (stasiun pengisian bahan bakar nelayan).
Selebihnya masyarakat hanya bisa
mendapatkan bensin dan solar dari SPBU yang mana telah diterapkan kebijakan larangan pembelian dengan dirigen, kalaupun diizinkan, harus dengan surat rekomendasi dinas terkait.
“Itulah sebabnya nelayan dan petani di Langkat, khususnya di Kecamatan Tanjung Pura sangat antusius dalam program konversi BBM ke gas,” ujarnya.
Dia pun berharap proyek ini bisa berkembang menjadi proyek nasional guna mengurangi ketergantungan impor BBM dan sekaligus upaya pemanfaatan teknologi yang rendah polusi sekaligus ajang pembuktian kemampuan litbang dalam negeri.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Teknologi Industri Dr Hotmatua Daulay M.Eng menjelaskan, Kemenristekditi setiap tahunnya memberikan insentif khusus untuk pengembangan teknologi industri kepada para peneliti di Indonesia dengan bekerja sama dengan pihak industri.
Melalui Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) Kemenristekdikti, salah satu peneliti Indonesia telah berhasil menguasai teknologi instrumentasi konverter kit generasi 2 yang memiliki fitur keselamatan unggul dan efisiensi tinggi.
“Kemenristekdikti melalui Direktorat
Pengembangan Teknologi Industri, Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan telah melakukan 4 kali uji terap konverter kit generasi kedua ini, yaitu di Jepara, Tegal, Cirebon, dan Pekanbaru,” ujarnya.
Hotmatua Daulay mengungkapkan, khusus untuk proyek di Sumut ini,
didatangkan hasil litbang pusat berupa 5 unit mesin motor kapal berbahan bakar asli bensin dan solar (total 10 unit) dan 2 traktor tangan (bajak dan perata) berbahan bakar asli solar.
“Kesemuanya sudah dipasangi teknologi konverter kit ke BBG,” ucapnya.
Disebutkannya, motor
nelayan tersebut akan dipasang ke perahu nelayan di Kampung Baru desa Pematang Cengal. Sedangkan traktor tangan akan diserahkan ke kelompok tani Desa Paya Rengas untuk diuji terap/dimanfaatkan.
Sedangkan Direktur Pengembangan Teknik Industri Desmelita menilai dukungan lintas sektoral dari Kementerian terkait, seperti KESDM,
KKP, dan Kementan serta Pemda setempat menjadi faktor penentu keberhasilan di masa depan.
- Pada uji terap motor perahu nelayan berkonventer kit gas itu dihadiri Staf Khusus Ristekdikti Ahmad Jabidi Ritonga, Bupati Langkat diwakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Nasiruddin SP, camat, kepala desa, kelompok nelayan, dan warga sekitar. (gusti/red)