Medan (pewarta.co) – Wartawan adalah sebuah profesi yang tidak mengharapkan kekayaan harta, melainkan sebuah pengabdian tulus yang tidak lepas dari suka maupun duka.
Demikian diungkapkan Jasmerlin Tambunan, wartawan senior/ redaktur kriminal salah satu media cetak, ketika diwawancarai Ahmad Basyuni Lubis, menyangkut kesan dan pesannya sebagai salah seorang peserta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bekerjasama dengan Dewan Pers di Grand Aston City Hotel Jalan Balaikota Medan, Kamis (25/2).
Hal yang paling disukai, imbuh wartawan senior yang sudah mengabdi selama 27 tahun sebagai wartawan kriminal di Hr Medan Pos ini, relasi atau perkawanan lintas profesi maupun lintas suku, dari waktu ke waktu semakin bertambah.
“Hal ini yang paling kita sukai, sehingga banyaknya kemudahan yang kita peroleh dalam berbagai keperluan, baik dalam keperluan pendidikan anak maupun keperluan lain,” sebut ayah empat anak yang bermukim di Jalan M. Nawi Harahap No. 52 Medan ini dengan mata berkaca-kaca.
Karena pengalaman itu pula, menurutnya, pergaulan yang luas merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan seorang wartawan dalam melakoni profesinya.
“Sedangkan dukanya, tidak usah saya ceritakan ya, karena pengalaman kita mirip” imbuhnya.
Terkait dengan kegiatan UKW yang diikutinya selama dua hari, menurutnya cukup membahagiakan sekaligus membanggakan. Karena UKW sesungguhnya sebuah proses pengujian berstandar nasional, untuk membuktikan bahwa seorang wartawan sudah profesional, sudah menghormati etika hukum berupa Undang-Undang Pers dan etika moral berupa Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Setelah lulus dari seluruh rangkaian pengujian dalam UKW, para wartawan sudah layak disebut profesional, karena sudah diakui kompetensinya dalam menghasilkan karya-karya jurnalistik secara profesional,” kata Jasmerin yang sejak awal jadi wartawan sampai kini bertugas di Polda Sumut ini. (Avid/red)