Medan (Pewarta.co) – Acara Rakernas GAMKI yang dihadiri Presiden Joko Widodo pada Sabtu (19/8/2023) lalu di Medan, tanpa ada sambutan dari Gubernur Sumut Edi Rahmayadi.
Hal itu disesalkan Koordinator Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Gandi Parapat.
Dia menyampaikan rasa kecewa, karena Gubernur tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan kata sambutan atau ucapan selamat datang pada acara pembukaan.
Lazimnya, Gubernur seharusnya menyampaikan sambutan ucapan selamat datang kepada Presiden dalam setiap acara yang dilaksanakan di wilayahnya.
Namun menurut Gandi Parapat, hal itu tidak terjadi pada Pembukaan Rakernas GAMKI.
Perlakuan yang tidak semestinya dialami Gubsu Edy Rahmayadi saat mendampingi kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Sumut pada acara Pembukaan Rakernas GAMKI tersebut.
Anehnya, lanjut mantan aktivis GAMKI itu, justru yang diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan adalah Walikota Medan Bobby Nasution yang nota bene adalah menantu Presiden Jokowi.
Menurut Gandi peristiwa ini sangat memalukan, karena menimbulkan kesan secara vulgar terjadinya hegemoni kekuasaan dikalangan keluarga Presiden, sampai-sampai urusan kata sambutan saja harus mereka kuasai dan menunjukkan nepotisme yang begitu kuat.
Lebih lanjut Tokoh Sumatera Utara itu menyatakan seharusnya sebagai tuan rumah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberi sambutan selamat datang kepada Presiden dan kepada seluruh peserta Rakernas yang datang dari seluruh pelosok tanah air.
Dengan tidak diberi kesempatan kepada Gubsu untuk menyampaikan sambutan, sebenarnya yang rugi adalah peserta Rakernas, karena seyogianya para peserta bisa memperoleh gambaran tentang kondisi Sumut sehingga dapat dijadikan bahan referensi untuk merumuskan program dan kebijakan organisasi GAMKI, apalagi Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu basis GAMKI di Indonesia.
Gandi menambahkan bahwa kehadiran Presiden Jokowi kali ini di Sumatera Utara terkesan adanya unsur kesengajaan men-downgrade (menurunkan) posisi Edy Rahmayadi sebagai Gubernur dan Kepala Wilayah di Sumut, sebaliknya justru memberi ruang yang lebih banyak kepada menantunya sebagai Walikota Medan.
Hal ini bisa dilihat, pada dua acara berskala nasional Muktamar Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan rakernas GAMKI, Gubernur Edy Rahmayadi tidak diberi kesempatan menyampaikan sambutan selamat datang, namun kesempatan itu justru diberi kepada Walikota Medan Bobby Nasution yang juga menantu Presiden.
Pada momentum lain Gandi Parapat menilai dalam video yang beredar saat kunjungan Presiden di Pasar Sukaramai, Medan, sosok Gubernur juga tidak terlihat. Yang justru terlihat menonjol adalah Wali Kota Medan yang mendapat tempat di samping Presiden. Padahal Gubernur juga ikut mendampingi sepanjang hari.
Dengan peristiwa itu, Gandi sangat menyesalkan protokoler kepresidenan yang tidak mampu memahami etika keprotokolan dan sangat disayangkan hal itu justru menimbulkan citra buruk bagi Jokowi dan Bobby yang terkesan “kemaruk” tampil bersama Presiden, padahal Jokowi adalah mertuanya sendiri,” tutup Gandi.
Secara terpisah, Kadis Kominfo Sumut Ilyas S Sitorus membenarkan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tidak berkesempatan menyampaikan sambutan di acara GAMKI tersebut.
“Bahwa disebut Pak Gubernur tidak memberi kata sambutan adalah benar. Namun itu mengapa demikian, tentu bukan ranah kami yang menjawabnya,” ujar Ilyas Sitorus.
Namun Ilyas Sitorus mengatakan sewajarnya jika Gubernur Edy Rahmayadi diberikan kesempatan untuk memberi sambutan karena etika birokrasinya juga demikian.
“Selaku Gubernur Sumut, kapasitas beliau memang memungkinkan untuk memberi sambutan, etikanya birokrasinya begitu juga. Tetapi sekali lagi, ini bukan ranah kami menjawabnya. Silahkan mungkin ke pihak-pihak yang berkompeten,” ujar Ilyas. (red)