Medan (pewarta.co) – Sejumlah tokoh lintas agama mengunjungi posko pemenangan Cagub-Cawagub Sumut Edy Rahmayadi – Musa Rajekshah (ERAMAS) di jalan A Rivai, Kota Medan, Senin (23/4/2018).
Tokoh lintas agama yang hadir diantaranya dari Tokoh Agama Islam Adurrahim Siregar, Tokoh Agama Kristen J A Ferdinandus, Tokoh Agaman Hindu Chandra Bosse, Tokoh Agama Konghucu JS Tevi Tandijono, dan Tokoh Agama Budha The Cin Can.
Banyak hal yang dibicarakan para tokoh agama dalam kunjungannya. Salah satunya soal isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) yang kerap digulir dalam Pilkada. Masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga kedamaian dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut 2018.
Masyarakat juga diminta untuk memilih berdasarkan hati nurani. Sumut pun didoakan untuk mendapat pemimpin yang amanah. Bukan hanya pemimpin untuk golongan tertentu.
JS Tevi Tandijono menyampaikan, pihaknya menyepakati agar pemilu dapat berjalan dengan damai tanpa sebaran fitnah. Masyarakat juga harus cerdas dalam menerima informasi berita yang benar maupun hoaks.
Selanjutnya, The Cin Cai menyoroti tingkat golput di pilgub sebelumnya yang masih tinggi. Maka harus diubah agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara meningkat.
Dalam kesempatan itu, The Cin Cai mendengar langsung visi dan misi dari pasangan Eramas. “Mari kita menjaga dan mengawasi visi misi yang dijanjikan. Semoga bisa dibuktikan. Pilih sesuai hati nurani tanpa dipengaruhi diiming-iming,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Tokoh Agama Islam, Abdurahman Siregar. Ia menilai, Edy dan Ijeck merupakan calon pemimpin yang bisa masuk ke semua suku, agama dan elemen masyarakat. Pemimpin tersebut merupakan sosok pemimpin yang diharapkan.
Sedangkan Tokoh Kristen JA Ferdinandus menegaskan, yang terpenting bagi para pemuka agama adalah Pilkada bisa berlangsung damai. “Segala sesuatu harus dilakukan atas dasar takut akan Tuhan. Kiranya Pilgub yang akan datang, kami tidak memilih berdasarkan agama. Agama itu terlalu murni untuk dipolitisasi. Saya mendukung nomor satu Eramas, bukan karena agama. Tetapi karena yakin Eramas tokoh yang bisa membawa Sumut lebih baik,” ujar Ferdinandus.
Sebelum Edy membawa tagline Sumut Bermartabat, ia jauh hari mengatakan agar Sumut meningkatan kemartabatan agar menjadi provinsi yang disegani. Ferdinandus juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak memilih seseorang karena termakan fitnah. “Agama memang harus mempengaruhi pelaksanaan politik. Tapi atas takut akan Tuhan agar tidak bermain kotor,” katanya.
Menanggap itu, Edy Rahmayadi berterima kasih dan mengapresiasi semua tokoh agama yang hadir. Pertemuan tersebut sangat bermanfaat untuk terciptanya kedamaian di pilgub. Ia berharap agar pilgub tidak dijadikan ajang untuk memecah belah kerukunan masyarakat Sumut yang multi-etnis.
“Yang kami rasakan saat ini ada pemaksaan dari kelompok tertentu demi kepentingannya. Politik akhirnya kekuasaan. Tak bisa dipaksakan karena itu amanah rakyat. Rakyat dibebaskan memilih siapa pemimpinnya. Jangan sampai dikotak-kotakkan masalah agama. Kalau kekuasaan dipaksakan, maka masyarakat akan terkotak-kotak. Saya dan Ijeck muslim, kami berpolitik saat ini bukan politik agama. Tapi agama memayungi sikap politik kami,” pungkasnya. (red)