Medan (pewarta.co) – Dies Natalis ke-45 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) merupakan momentum universitas ini menjadi “JUARA” (Jujur, Unggul, Jaya Raya dan Sejahtera) baik nasional maupun internasional.
“Dalam perjalanan usianya, momentum Dies Natalis UINSU telah membawa perubahan dan peningkatan kualitas mutu lulusan, penambahan aset, sarana dan prasarana pendukung pembelajaran,” ungkap Rektor UIN SU Prof Dr KH Saidurrahman M.Ag.
Jelang peringatan Dies Natalis ke-45, UIN SU mengadakan silaturahim dan senam pagi yang dirangkai dengan hiburan, ramah tamah dan pembagian hadiah kepada pemenang lomba di Aula Gelanggang Mahasiswa Kampus I Jalan IAIN/Sutomo Medan, Jumat (16/11/2018).
Rektor mengaku bangga karena sekarang ini UIN SU berhasil mendapatkan akreditasi institusi B dan 23 program studinya dipastikan menuju akreditasi unggul. Karena prodi yang akreditasi B kedepannya wajib ditingkatkan menjadi akreditasi A dan akreditasi yang lebih tinggi berstandar internasional dengan berpacu meningkatkan kualitas mahasiswa dan alumni. Selain itu, program digitalisasi untuk pendukung sarana dan prasarana di fakultas menggunakan fasilitas digital.
Disebutkannya, di kampus I UINSU ini sudah ada wisma, Gedung Kuliah Bersama H Anif, Gedung Ijeck yang akan segera diresmikan dalam waktu dekat ini. Selanjutnya peletakan batu pertama pembangunan tower H Anif berlantai lima yang nantinya akan dipakai untuk laboratorium halal, observatorium falaq yang diharapkan menjadi ikon Medan dan Sumatera Utara.
“Untuk tahun 2019, pagar kampus I UIN SU akan direnovasi, pintu masuk melalui Jalan Sutomo, fasilitas jalan akan diaspal,” kata rektor.
Sedangkan di kampus 2 Jalan Pancing, gedung kuliah ditambah 2 lantai lagi dan proses penyelesaian bantuan SBSN tahap I senilai Rp50 miliar direncanakan pada 20 Desember 2018 ini harus selesai dan diserahterimakan.
“Awal Januari 2019 nanti dilanjutkan pembangunan SBSN tahap II senilai Rp40 miliar,” ujarnya.
Untuk kampus Tuntungan seluas 16 hektar pada 6 Desember ini akan dilakukan Ground Breaking oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin berlantai enam terdiri dari gedung utama, gedung kuliah dan gedung perpustakaan.
Sementara di Kampus Pondok Surya sebagai pusat kewirausahaan dan SDM serta pengembangkan kampus seluas 100 hektar di Desa Senu Kuala Namu akan segera mendapatkan sertifikat hak milik (SHM) sebagai kampus terpadu.
Rektor juga mengungkapkan, program internasionalisasi untuk penguatan bahasa Inggris dan Arab akan diwajibkan bagi mahasiswa semester tiga. Artinya, pola pikir mahasiswa harus dirubah dengan mengintensifkan kepada mahasiswa memiliki ilmu alat praktis kedua bahasa itu. Karenanya, dosen yang tertinggal kemampuannya akan tergilas dalam sistem dan zaman.
Dia mengakui, ketiga program UINSU baik akreditasi, digitalisasi dan internasionalisasi menjadi tolak ukur kemajuan pencapaian UINSU kedepannya karena mendapat dukungan dan kerjasama dari semua sivitas akademika.
Rektor menuturkan, dalam sejarahnya kelahiran IAIN Sumatera Utara (sebelum berubah menjadi UINSU) pada 19 November 1973, dilandasi oleh dua faktor utama. IAIN Sumut saat itu sebagai perguruan tinggi negeri islam pertama di Sumut, sebab belum ada perguruan tinggi islam yang berstatus negeri. Kedua, IAIN menjadi perguruan tinggi islam yang dapat menjadi tempat berlanjutnya madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan yang sederajat.
Saat ini, kata rektor, UINSU memiliki 702 orang tenaga pendidik dan kependidikan, 29 Guru Besar, 167 Doktor, 277 Magister, dan 24.382 mahasiswa.
Rektor menyebut banyak prestasi diukir dosen dan mahasiswa UINSU. Baru-baru ini, dosen UINSU menerima anugerah Peace Messenger pada Konferensi Perdamaian Dunia ke-4 di Korea pada 2018.
Sedangkan mahasiswa UINSU menjadi Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara. Juara 1 Pencak Silat tingkat Nasional di IPB. Duta Sumut dan Indonesia pada pertukaran pemuda ASEAN – India 2018. (gusti/red)