Medan (pewarta.co) – Pemandangan yang amat kontras dengan pembangunan dan hiruk pikuk Kota Medan amat terlihat di Kecamatan Medan Belawan Kelurahan Sicanang.
Daerah ini masih menyajikan pemandangan indah dan asri yang menyapa dengan angin segar yang selalu berhembus. Dikelilingi tumbuhan hijau, sore hari saat air pasang naik, anak-anak akan terlihat bermain main dengan senang disini.
Namun potret keindahan tersebut tidak sejalan dengan pemberdayaan masyarakat yang ada di Kelurahan Sicanang ini. Disini, jumlah pengangguran mencapai 80 persen.
Tokoh masyarakat Sicanang, Syahdan mengatakan, hal tersebut karena pembangunan yang tak terencana.
“Penggangguran di sini sampai 80 persen. Di dalam 80 persen itu ada tukang atau pekerja harian lepas. Kalau enggak ada kerja, ya nganggur,” ujarnya saat ditemui di Lingkungan XX, Kelurahan Sicanang, Medan Belawan, Rabu (27/6/2018).
Dijelaskannya, mata pencarian warga setempat adalah petani tambak. Namun belakangan, pekerjaan tersebut seakan tak bisa lagi menopang kehidupan keluarga. Hal ini dikarenakan hasil tambak yang tidak memuaskan akibat faktor pencemaran lingkungan.
“Mau mencari kerja lain, pasti butuh pendidikan tinggi. Di sini warganya pendidikannya enggak begitu tinggi,” ujarnya lagi.
Mengingat potensi alam yang cukup besar, hal ini tentu menjadi hal yang menyedihkan.Syahdan mengatakan, ada potensi listrik, industri dan lainnya di tempat tersebut. Namun belum dapat dikelola dengan baik.
Ditambahkannya, Pelabuhan Belawan saat ini begitu modern dan maju, namun pengangguran bertambah karena sistem robot yang digunakan. Padahal dulu, banyak buruh yang bekerja di pelabuhan. Syahdan pun menjelaskan, saat ini Kelurahan Sicanang memang dalam tahap pembangunan, misalnya akses jalan. Namun ia mengatakan agar pembangunan jalan tidak dilakukan setengah-setengah.
“Jalan udah dibangun, tapi kalau dibangun, jangan tanggung-tanggung, karena kita ada erosi. Pembangunan ini pakai dana APBN” ujarnya. (red)