MEDAN (pewarta.co) – Proses assesment alias rehabilitasi terhadap para pengguna narkoba yang terjaring pihak BNN (Badan Narkotika Nasional) belakangan ini tak jarang menuai kontroversi.
Sebab assesment itu disinyalir hanya kedok oknum-oknum tertentu meraih sesuatu untuk kepentingan pribadi.
Assesment ini kerap diidentikkan dengan cara jitu lolos dari jerat hukum pidana. Disinyalir proses rehab pun kini tengah dirancang untuk menyelamatkan pejabat publik berinisial HSN.
Dia tak lain Ketua DPRD Padang Lawas (Palas), yang Minggu dini hari (22/10/2017) lalu terjaring razia narkoba di Diskotik Delta, Jalan Juanda, Medan.
Setidaknya, demikian isu yang sejak kemarin (23/10/2017) menggelinding liar di Mapolrestabes Medan dan kantor BNN Sumut di Medan. Rumor itu juga menyebut, demi memuluskan skenario itu, HSN pun tengah menyiapkan duit suap bergepok-gepok. Benarkah ?
“Kalau soal (HSN) itu saya kurang tahu. Berdasarkan data kami, hanya ada beberapa orang pegawai,” kata Kepala BNNP Sumatera Utara Brigjen (Pol) Andi Loedianto, kemarin (23/10/2017).
Yang jelas, sambung jenderal bintang satu ini, pihaknya akan melakukan proses assessment terhadap para pengguna (positif) narkoba yang terjaring dalam razia sepanjang malam itu.
“Nanti kalau hasilnya sudah rehab, (mereka) akan kami serahkan kembali ke Polrestabes Medan,” imbuh Andi.
Dari hasil total razia di Diskotik Delta, Lee Garden dan Bar Pronto, HSN -sebelum dilimpahkan ke BNN Sumut- diketahui digelandang ke Mapolrestabes Medan bersama 80 orang lain. (red)