Binjai (pewarta.co) – Kota Binjai diyakini mampu menjadi pusat penghasil beras organik. Hal ini lantaran berbagai upaya dilakukan Bank Indonesia (BI), salah satunya dengan mengembangkan demplot budidaya padi organik di kota tersebut.
“Bank Indonesia optimis Kota Binjai jadi pusat penghasil beras organik,” ungkap Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara (KPw BI Sumut), Hilman Tisnawan saat melakukan panen perdana demplot budidaya padi total organik formula MA-11 oleh klaster padi binaan BI Sumut, Kota Binjai, Senin (3/12/2018).
Kelompok Harapan Tani di Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Binjai Selatan yang memanen padi organik itu merupakan binaan Bank Indonesia.
Hilman menyatakan pihaknya terus berupaya bagaimana agar Kota Binjai bisa menjadi pusat beras organik. Sebab, beras organik konsumsinya di seluruh Sumut khususnya Kota Medan semakin meningkat sejalan dengan gaya hidup masyarakatnya.
Disebutkannya, dari beberapa klaster padi di Kabupaten Deliserdang, Serdang Bedagai dan Hinai, Langkat, permintaan masyarakat akan beras organik semakin naik.
“Hal itu menunjukkan pasar beras organik semakin naik pula,” ujarnya.
Hilman menyebutkan, keseluruhan lahan demplot yang dipanen ini seluas lima hektar. Namun, yang saat ini dipanen hanya tiga hektar. Hasil panen per hektarnya mencapai 4,8 ton, jadi total padi yang dipanen sekitar 14,4 ton.
“Dua minggu lagi, akan dipanen dua hektar lagi,” ucapnya.
Disebutkannya, varietas padi yang dipanen adalah varietas Inpari 33 dan 34 yang didatangkan dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
“Saya harap ke depan, poktan (kelompok tani) ini semakin berkembang dan semakin banyak anggotanya. Serta keinginan untuk menjadikan Kota Binjai menjadi pusat beras organik dapat terwujud,” kata Hilman.
Sementara itu, Walikota Binjai, Idaham menyatakan pihaknya akan terus mengembangkan pertanian di Kota Binjai agar kesejahteraan petani naik dan ketersediaan pangan di kota itu mencukupi sehingga penduduknya sejahtera.
Idaham menuturkan, beras merupakan makanan pokok dan kota yang mandiri harus mengupayakan sendiri bagi penduduknya. Terlebih, pertanian seperti beras organik itu adalah pertanian yang cerdas dan dibutuhkan oleh Kota Binjai.
Dikatakannya, lahan di Binjai Selatan ini memang diperuntukkan kepada pertanian karena irigasi teknis sangat lebar disini. Terdapat 401 hektar lahan irigasi dari 477 hektar total lahan persawahan khusus padi. Untuk keseluruhan Kota Binjai total lahan sawah untuk padi saja seluas 1.348 hektar dengan hasil produksi mencapai 6,5 ton per hektarnya.
“Karenanya, ini harus dikembangkan dan dipertahankan,” ujarnya.
Walikota pada kesempatan itu juga juga menyampaikan terimakasih kepada BI karena telah mengedukasi para petani khususnya di Kecamatan Binjai Selatan. (gusti/red)