Medan (pewarta.co) – Proyek drainase terkesan tidak berfungsi dan hanya menghamburkan uang milik negara disinyalir untuk kepentingan oknum-oknum tertentu.
Hal itu terbukti ketika hujan deras disertai kilat dan angin kencang melanda kota Medan pada Jumat (1/11/2017), hampir seluruh ruas jalan di Kota Medan dilanda banjir.
Padahal tujuan proyek drainase yang nilainya mencapai puluhan bahkan ratusan miliaran rupiah itu untuk mngatasi banjir, ternyata hanya isapan jempol belaka.
Menurut Rijam, Pemko Medam dalam mengantisipasi banjir tidak tepat sasaran dan terkesan hanya diberikan kepada orang-orang dekat Walikota Medan.
“Kalau Walikota Medan benar-benar memberikan pekerjaan proyek drainase kepada orang yang ahlinya, tentu tidak seperti ini jadinya, dana proyek pekerjaan drainase bernilai mencapai puluhan bahkan miliaran untuk mengantisipasi banjir, ternyata banjir malah semakin meluas. Apa guna proyek itu dikerjakan dengan anggaran begitu besar,”ujar Rijam sembari menyesali kinerja Pemko Medan.
Untuk itu, Walikota Medan agar memanggil para pemborong proyek drainase atau orang-orang yang bertanggungjawab atas proyek tersebut.
“Kalau pemborong dan oknum-oknum yang bertanggungjawab atas proyek drainase itu tidak bertanggungjawab, Walikota Medan segera melaporkan ke aparat penegak hukum agar bisa diusut,”ujar alumni UMSU ini.
Bahkan kalau Walikota Medan tidak juga berbuat melakukan hal tersebut, warga Kota Medan akan mengadukan Walikota Medan ke aparat penegak hukum hingga ke KPK dan Presiden.
Ruas jalan yang dilanda banjir kawasan Kecamatan Medan Area, Medan Kota, Medan Maimon, Medan Helvetia, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Perjuangan, Medan Selayang, Medan Timur, Medan Petisah, Medan Labuhan, Medan Sunggal, Medan Tembung dan Medan Baru.
Pantauan wartawan, yang parah dilanda banjir Jalan Sutomo, Jalan Karakatau, Jalan Sutrisno, Jalan AR Hakim, Jalan Denai, Jalan Kapten Jumhana, Jalan Panglima Denai, Jalan Medan Area Selatan, Jalan Brigjen Katamso, Jalan SM Raja Medan, Jalan Gatot Subroto, Jalan KL Yosdarso, Jalan Nibung, Jalan Pandu dan Jalan Perintis Kemerdekan Medan.
Bukan saja kawasan pemukiman warga di Perumnas Helvetia yang dilanda banjir, pusat perbelanjaan modern Thamrin Plaza juga tak luput dari terjangan air.
Sementara menurut Iwan, akibat hujan deras turun banjir merendam Medan. “Sudah tidak nampak lagi mana batas jalan, percuma aja parit dikorek,” kesal Iwan.
Warga menuding, proyek pengerjaan drainase tak memiliki perencanaan yang jelas.
“Pekerjanya pun terkesan asal-asal aja, udah dikorek, lumpurnya dibiarkan menumpuk, kayak gini makin parah udah kayak danau,” tambah Rifai (35) warga Jalan Kapten Muslim yang kediamannya terendam banjir.
Hampir seluruh kawasan Kota Medan hampir terendam genangan air. Selain menyebabkan genangan air, banjir juga menyebabkan kemacetan. (red)