Batubara (pewarta.co) – Memperingati Hari Lahir (Harlah) ke 9, Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) kabupaten Batubara menggelar Mushabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat desa.
Acara yang dihadiri Pjs Bupati Batubara, Faisal Hasrimy, AP, MAP diwakili Kabag Kesos Syafrisyam, SPd, tokoh muda Batubara Ahmad Yani, SH, tokoh masyarakat, alim ulama dan ratusan jamaah berlangsung pada hari Sabtu 21 April 2018 dan ditutup Minggu (22/4/2018), di pondok Aswaja, Pematang Jernang, Desa Titi Merah, Kecamatan Lima Puluh.
Pada acara penutupan, Pjs Bupati Batubara hadir langsung dalam MTQ yang dirangkai dengan zikir Akbar dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H.
Ketua Aswaja kabupaten Batubara, Jasmi Assayuti,SH,MH dalam sambutannya mengatakan, berdirinya pondok Aswaja bukan untuk kepentingan pribadi maupun pengurus.
Pondok ini didirikan guna dijadikan wadah mendidik generasi Islam sebagai calon ulama dan umaroh.
“Di Pematang Jernang ini memang sudah sejak dulunya menjadi bazis ulama/ustazah. Maka dari itu bibit-bibit penyiar agama harus terus dilatih dan dibekali ilmu agar bisa membentengi diri dari moderenisasi serta berbagai pengaruh kemajuan zaman lainnya. Dengan berbekal ilmu maka diyakini generasi kedepan bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya seperti dihimpun pewarta.co.
Pada kesempatan tersebut, Jasmi juga menyinggung tentang pilkada bupati Batubara mendatang. Menurutnya, penyelenggaraan pemilu sudah menjadi tugas KPU.
”Kita sebagai masyarakat tak perlu terlalu berkoar sampai melebar sehingga dapat berdampak pada kondisi masyarakat yang terkotak. Gunakan saja hak pilih sesuai hati nurani dan doakan agar terpilih pemimpin yang amanah,” serunya.
Sementara Kabag Kesra H Sahrisyam,SPd mengapresiasi kegiatan Aswaja yang terus mengumandangkan syiar agama.
“Ini cukup potensial, tingkatkan anak-anak bisa mengikuti even-even perlombaan pada tingkat yang lebih tinggi,” imbaunya.
Sementara itu tokoh muda Batubara Ahmad Yani, SH mengharapkan dinas pendidikan Pemkab Batubara juga perlu mengambil peran meski kegiatan dilakukan di luar sekolah.
Peran itu kata dia bisa memulihkan animo masyarakat pada pemerintah yang sebelumnya dituding kurang serius memperhatian pendidikan.
Ahmad Yani juga menyayangkan pamong desa setempat yang tidak terlihat hadir pada acara tersebut.
“Ini merupakan sinyal ketidakperdulian pemerintah desa pada kegiatan pembekalan ilmu agama pada generasi di desanya,” ketusnya.
Pantauan di lokasi, usai sambutan acara dirangkai dengan zikir akbar dan syalawat Nabi yang dilanjut dengan tausiyah agama oleh al-ustadz Faisal Darmi Nasution, SPdi.
Selanjutnya penyerahan bantuan kepada kaum duafa dan anak yatim serta penyerahan paiala kepada peserta MTQ. (red)