Langkat (pewarta.co) – Dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional 9 Desember 2017 dan Hari Hak Asasi Manusia 10 Desember 2017, ASP Organizer menggelar acara do’a untuk koruptor dan do’a untuk pelanggaran HAM di Dpoost Cafe Tanjung Pura, Minggu (10/12/2017).
Acara ini sedikit berbeda dari kebanyakan acara yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Anti Korupsi Internasional dan Hari Hak Asasi Manusia yakni seminar dan demontrasi. Acara yang diprakarsai Komunitas ASP Organizer ini menampilkan berbagai macam pertunjukan seni yakni musik, pembacaan puisi, dan juga monolog sebagai bentuk do’a yang disampaikan.
Roni Sanjani Azli, selaku inisiator acara mengungkapkan bahwa acara doa ini digelar dengan bermodal nekat sebab hal yang menjadi keinginannya adalah menghidupkan kembali gairah kotanya, yakni tanah Langkat, Tanjung Pura.
“ Pada dasarnya kita buat ini berani-beranian dan harus memang terwujud agar duduk tidak sekedar berwacana namun ada aplikasinya, menurut saya gerak tidak sekedar kata-kata doa dapat disimbolkan dengan gerak, nada, aksara bahkan diam kita juga dapat berdoa. PR terbesar kami adalah menghidupkan gairah kota kami beranjak dewasa, dan memberikan cara memandang dengan positif tidak menghujat keburukan dan seharusnya sudah dapat saling mendoakan agar mendapatkan kebaikan,” Ujarnya.
Perhelatan do’a di mulai dengan alunan nada yang dilantunkan oleh Melodi Kursi asal kota Medan. Antusias warga terlihat dihalaman Kantor Pos Tanjung Pura yang dipadati oleh pengunjung dengan berbagai latar belakang.
Dalam kegiatan tersebut tak terlewatkan pula cerita pembantaian yang dilakukan oleh Israel melalui aksara yang dibacakan oleh Zuhaidi Syafwan dengan judul “Apakah sampai padamu berita tentang mahanazi?” dengan visualisasi gerak oleh Putra Ananda Al-Hafiz.
Do’a selanjutnya di simbolkan dengan alunan-alunan music tentang Korupsi dan HAM yang disampaikan oleh Sisi Cerah, Lentera Band, Fun Project, Simple Attack dan Melody Kursi.
Suasana semakin hening dengan reportoar puisi “Catatan Luka akibat Ulah Manusia” yang dibawakan oleh Tegar Hidayat. Disusul suasana magis yang semakin terasa, dengan penampilan monolog oleh Roni Sanjani Azli dengan judul “Akulah Pembunuh Munir”.
Sebagai penutup, Irwansyah selaku ketua pelaksana kegiatan memberikan wejangan sekaligus ucapan terima kasih kepada para pengunjung yang hadir dan memeriahkan suasana, “ Acara ini berangkat dari kegelisahan kami bersama, semakin minimnya acara yang bernilai positif di Tanjung Pura, maraknya penggunaan narkoba. Acara ini dengan sengaja tidak radikal malah kita berdo’a pada yang kuasa agar koruptor dan penyelewengan ham dapat di sadarkan oleh Tuhan Yang maha Esa. kita memang tidak ada mengundang instansi dari dinas manapun karena berkaca pada panggung kita di Musium Daerah Kabupaten Langkat, kita undang seluruh instansi secra khusus Tanjung Pura tidak ada yang datang, lebih baik masyarakatnya yang kita harapkan hadir dan menikmati acara yang kami suguhkan, terima kasih kepada seluruh rekan rekan atas kerjasama, tanpa kalian acara ini tidak semarak. “ ujarnya. (RSA/red)