Medan (pewarta.co) – Langkah dan komitmen serta sikap tegas Kapolda Sumut,
Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi,SiK,SH.MSi dalam pemberantasan narkoba patut diapreasi karena sebagai langkah penyelamatan para generasi bangsa.
” Kita apreasi langkah cepat Kapolda Sumut yang menyatakan perang terhadap narkoba dan tindak kejahatan lainya.Apa yang dilakukan Kapolda sebagai wujud penyelamatan generasi penerus bangsa.Dan ini sejalan dengan harapan pemerintah untuk mewujudkan generasi emas 2045 yang secara bertahap untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang unggul ,” kata praktisi hukum, Dwi Ngai Sinaga, SH, MH kepada wartawan, Kamis (5/10).
Ia mengatakan bahwa perang terhadap narkoba akan berdampak penyelamatan generasi bangsa yang saat ini sedang tumbuh.
” Satu hal Bonus Demografi itu ada pada generasi ke depanya dalam kategori usia 15 tahun, maka langkah yang dilakukan Kapolda Sumut saat ini untuk secara perlahan memberikan contoh kepada anak-anak yang saat tumbuh untuk menunjunan betapa bahaya narkoba ,” kata Dwi.
Sambung, Dwi bahwa dari data yang disampaikan pemerintah sebanyak 3,3 juta orang saat ini sudah terpapar narkoba.
” Dan 1,3 juta di antaranya adalah masyarakat Sumut yang terpapar sehingga seluruh stakholder berupaya mengatasi persoalan ini termasuk saudara Kapolda sebagai bagian yang tidak terpisahkan .Maka langkah yang dilakukan saudara Kapolda Sumut sekali patut diapreasi yang juga baru-baru inj menyatakan perang terhadap bahaya narkoba di Pulau Nias ,” ucap Calon Ketua Peradi Rumah Bersatu Advokat (RBA) ini.
Dwi mengatakan bahwa Kapolda Sumut didalam lingkup Polri prestasi telah diakui saat memimpin Provinsi Riau dan mendapat penghargaan FBI.
” Melihat prestasinya saudara Agung Setya Imam Effendi beliua memiliki sebuah harapan dan mimpi besar untuk mewujudkan Propinsi Sumatera Utar bebas dari tindak kejahatan jalanan dan narkoba.Dan ini merupakan bagian program kerjanya, sehingga seluruhnya jajaran kepolisian harus bisa saling bahu membahu menjalankan program yang sudah dicanangkan ,” kata Dwi.
Namun, terkait dengan satu program penguatan sistem pembinaan internal Polda Sumut, dengan tujuan meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja personel dalan hal Dwi berharap agar Kapolda dapat benar-benar peka dan membuka ruang dialog.
” Harapan saudara Agung Setya Imam Effendi untuk melakukan penguatan internal kepolisian menurut saya ini masih belum sepenuhnya berjalan.Karena masyarakat masih sering berbenturan dengan polisi terutama yang tidak memahami hukum.Hal ini bisa kita lihat fakta adanya laporan di Propam Polda Sumut kasus yang dilakukan penyidik Polsek Helvetia dan juga laporan kami terhadap dua perwira Polrestabes Medan serta laporan lainya.Jadi, kami mengusulkan akan Kapolda Sumut membuka ruang interaksi dialog bersama sebagai terobosan terbaru di Sumut ,” pungkasnya. (red)