Medan (pewarta.co) – Politeknik Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) di usianya 30 tahun, makin menunjukkan kedewasaan seiring dengan capaian yang diraihnya.
Slogan “Kuliah Tepat dan Cepat Kerja” bukanlah jargon iklan belaka. Sebagaimana awal berdiri pada 29 Maret 1989, Politeknik LP3I yang semula kursus dan berubah jadi perguruan tinggi menyahutinya akibat kegalauan banyaknya pengangguran.
“Dengan komitmen LP3i yang dikenal konsisten untuk membangun insan akademis yang berkompetensi, tidaklah muluk jika kita berani menyebutkan berbeda dengan kampus lain dengan menggaransi lulusan sudah mendapat kepastian pekerjaan;” kata Direktur Politeknik LP3I Medan Akhwanul Akmal SP MSi di kampus Jalan Sei Serayu Medan, kemarin.
Menurut Akmal keberanian garansi yang diberikan Politeknik LP3I itu lantaran lulusannya telah dibekali kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan keterampilan mempuni lainnya.
Disebutkannya, seiring dengan tuntutan zaman Politeknik LP3I Medan yang berdiri pada 2003, berkomitmen serius menghasilkan lulusan terampil yang siap kerja.
“Program link and match itu terus kami gelorakan. Jadi kita ikut dengan kebutuhan pasar melahirkan insan akademis dengan kompetensi sesuai permintaan di perusahaan-perusahaan,” kata Akmal.
Salah satu program yang diterapkan memproyeksikan mahasiswa dipromosikan untuk magang atau kerja setelah menyelesaikan seluruh mata kuliah sampai dengan semester IV.
Dijelaskannya, dua tahun pertama di bangku kuliah, mahasiswa dididik untuk siap kerja. Sedangkan di tahun ketiga, diarahkan kuliah kerja industri ke perusahaan selama tiga bulan. Selanjutnya menyusun laporan tugas akhir dan sidang.
Namun sebelum wisuda, Politeknik LP3I melakukan proses penempatan kerja sekira 4 atau 5 bulan.
“Para lulusan yang belum bekerja kami carikan pekerjaan ke perusahaan yang menjalin atau belum bekerjasama. Bahkan kami ‘ketok pintu’ ke perusahaan-perusahaan,” ungkapnya.
Disebutkan Akmal, ada juga mahasiswa yang tidak mau dicarikan pekerjaan dengan beberapa alasan. Untuk itu, mahasiswa tersebut harus membuat surat pernyataan bahwa memang tidak berkenan dicarikan pekerjaan.
Untuk dicarikan pekerjaan itu diakui Akmal ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi mahasiswa, antara nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), kemampuan bahasa Inggris, memiliki softskill dan akhlak yang baik, aktif mengikuti kegiatan-kegiatan seminar.
Lebih lanjut dikatakan Akmal, Politeknik LP3I mendukung Kementerian BUMN yang membuat program mahasiswa magang bersertifikat pada akhir 2018.
Menurutnya ini salah satu bentuk kepedulian BUMN meningkatkan kualitas SDM mahasiswa, dengan enam bulan waktu magangnya.
Saat ini kata Akmal, Politeknik LP3I Medan menjalin MoU dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) yang merupakan tempat berhimpunnya para direktur SDM seluruh BUMN.
“Jika ingin bekerjasama dengan BUMN, maka harus bekerjasama dengan forum itu. Jadi dengan bekal MoU itu, saat ini sudah pertama kali kami kerjasama dengan Pelindo,” ujarnya.
Disebutkan Akmal, di 30 tahun perguruan tinggi ini, sudah memiliki aset, gedung baru milik sendiri, dan lahan kampus yang lebih luas di Jalan Sei Serayu Medan yang bisa menampung 1000 mahasiswa.
Sedangkan program studi terdiri Administrasi Bisnis, Akuntansi, danTeknik Komputer.
Dalam rangkaian 30 tahun LP3I, kata Akmal dilakukan tasyakuran yang diisi dengan doa bersama dan menyantuni anak yatim serta menggelar berbagai kegiatan lomba pada Jumat (29/3/2019) dan Sabtu (30/3/2019) di kampus Jalan Sei Serayu Medan. (gusti/red)