Jakarta (pewarta.co) – Maaf untuk Real Madrid dan Atletico Madrid. Sejauh ini justru Valencia yang punya potensi besar untuk bersaing di papan atas, menjadi lawan sepadan Barcelona.
Valencia masih setia menguntit Barcelona di posisi teratas klasemen setelah meraih kemenangan 2-0 atas Espanyol di akhir pekan kemarin. Gol-gol yang dilesakkan Geoffrey Kondogbia dan Santi Mina membuat El Che mengumpulkan 30 poin, cuma tertinggal empat dari Barca.
Performa gemilang Valencia jadi kabar baik untuk persaingan di La Liga, mengingat saat ini Barcelona sudah jauh meninggalkan dua pesaing utamanya: Real Madrid dan Atletico Madrid. Duo raksasa ibukota Spanyol itu terpaut 10 poin.
Kembali soal Valencia, klub yang bermarkas di Mestalla itu sedang mengalami kebangkitan kembali. Kemenangan di kandang Espanyol merupakan yang ke delapan secara beruntun yang mereka raih. Valencia juga menjadi salah satu klub, selain Barca dan Atletico, yang belum terkalahkan.
Musim Untuk Dilupakan Valencia
Apa yang dialami Valencia musim ini sangat berbeda dibanding musim lalu. Dari 13 pekan pertama 2016/2017, klub berlogo kelelawar berwarna hitam itu cuma mendapat 3 kemenangan, dua kali bermain imbang, dan menelan delapan kekalahan. Valencia ketika itu ada di posisi 17 klasemen.
Kondisi Valencia memang sangat buruk. Cesare Prandelli, manajer kelima mereka dalam periode setahun, memutuskan mundur di bulan Desember. Sebulan berselang Direktur Olahraga, Jesus Garcia Pitarch, gantian meletakkan jabatannya.
Kalau Valencia tidak terdegradasi di akhir musim tersebut, mereka pantas berterima kasih pada Voro Gonzalez. Ditunjuk sebagai interim, Voro mengantar Valencia finis di posisi 12 klasemen. Sama seperti musim sebelumnya.
Tapi Voro ternyata juga tak bertahan lama di Mestalla. Enam bulan berstatus interim, dia memutuskan mundur. Valencia kembali dalam periode tak menentu usai musim berakhir.
Rangkaian kondisi tersebut membuat Valencia tak bisa lagi bersaing di papan atas klasemen. Padahal Valencia adalah salah satu klub tersukses La Liga, dengan total punya enam titel juara.
Bersama Rafael Benitez di kursi manajer dan pemain-pemain seperti Ruben Baraja, David Albelda, Vicente Rodriguez, John Carew, Pablo Aimar, dan Mista, Valencia merebut dua titel La Liga dalam periode tiga tahun yakni di 2001/2002 dan 2003/2004.
Kebangkitan Kelelawar Hitam
Kalau Kelelawar Hitam kini terbang tinggi lagi, itu tentunya tak didapat dengan tiba-tiba. Kalau bisa dirunut, semua bermula dari perekrutan Mateu Alemany sebagai direktur klub, Maret 2017. Alemany merupakan mantan presiden Real Mallorca. Sebulan setelah Alemany datang, Valencia punya presiden baru dalam diri Anil Murthy.
Alemany melakukan revolusi di tubuh Valencia. Dia tahu untuk bisa mendobrak kondisi yang ada di klubnya dibutuhkan sosok baru di kursi pelatih. Maka diboyongnya Marcelino García Toral, pria yang selama empat musim sebelumnya menjadi nahkoda Villarreal.
Duo Alemany dan Toral lalu membangun skuat baru Valencia. Alih-alih mencari pemain berpengalaman dan punya reputasi, Valencia membentuk tim dari mereka yang masih berusia muda dan membangun skuat yang solid. Berdasar data Transfermarkt, Valencia punya rata-rata skuat termuda di La Liga musim ini (25,1 tahun).
Kombinasi pelatih Marcelino Garcia Toral dengan pemain-pemain muda bukan cuma membuat Valencia mengalami perubahan taktikal. Perubahan total terjadi di klub. Maka nama-nama seperti Nani dan Alvaro Negredo didepak di musim panas lalu.
Sebagai gantinya datang pemain-pemain seperti Simone Zaza, Gabriel Paulista, serta pemain pinjaman seperti Guedes, Geoffrey Kondogbia, dan Jeison Murillo. Satu yang pasti, Marcelino tidak mendatangkan pemain yang usianya lebih dari 26 tahun. Kesempatan juga diberikan pada pemain akademi seperti Carlos Soler dan Rodrigo.
Tim muda ini ternyata bisa menyatu dengan cepat. Dipersenjatai pemain muda dan punya keinginan besar membuktikan diri, Marcelino memanfaatkan dengan sebesar-besarnya keunggulan tersebut.
Zaza sudah mencetak sembilan gol sejauh ini, padahal dia menjalani periode yang buruk di West Ham United. Valencia juga punya pemain muda yang diprediksi akan jadi bintang masa depan Portugal dalam diri Goncalo Guedes (pinjaman PSG), ada juga Kondogbia yang gagal di Inter, lalu Neto yang selama ini tenggelam di bawah bayang-bayang Gianluigi Buffon. Di sisi lain pemain lama juga masih diberi kesempatan membuktikan diri, yang kemudian terbukti sukses pada Daniel Parejo dan Jose Luis Gaya.
Di atas lapangan Valencia selalu tampil dengan intensitas tinggi. Marcelino dikenal sangat terobsesi dengan diet dan pembatasan makanan. Faktor tersebut banyak membantu pemain-pemain Valencia tampil penuh energi sepanjang 90 menit.
Darah muda pemain Valencia menjadikan mereka klub paling agresif di La Liga sejauh ini. Valencia menjadi klub dengan jumlah pelanggaran paling banyak sampai sebelum jeda internasional pekan lalu. Ini tentunya harus diwaspadai pelatih Marcelino. Jangan sampai pemain penting Valencia absen di laga-laga besar karena mendapat hukuman larangan bertanding.
Tapi pendukung Valencia mungkin tak akan mau memikirkan hal itu dulu. Mereka kini tengah bersuka cita atas kebangkitan lagi tim kesayangannya.
Dan yang pasti, pendukung Valencia kini tengah antusias menantikan pertemuan timnya dengan Barcelona pada pekan 14 La Liga Primera, tepat seminggu ke depan, Senin (27/11/2017). (dtc)