Medan (Pewarta.co)-Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Medan Area (UMA) Tahun Akademik (TA) 2018/2019 ditangani dosen.
Hal itu dilakukan dengan melibatkan para dosen dalam PKKMB di Kampus UMA.
“Pelibatan dosen pada PKKMB UMA sebagai upaya untuk menghapus nuansa perpeloncoan, sehingga tujuan dari program tersebut tercapai,” kata Ketua Panitia PKKMB UMA Tahun 2018/2019, Ir Darianto Msc pada hari Rabu 12 September 2018 kemarin.
Disebutkannya, penanganan langsung oleh dosen itu sebagai arahan dari Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) tentang PKKMB.
“Jika masih ditangani mahasiswa, kita khawatir nuansa perpeloncoan yang permintaannya macam-macam masih ada. Yang kita mau ini di relnya sesuai apa yang disebutkan pada Surat Keputusan (SK) menteri,” sebut Ir Darianto.
Didampingi Kabag Humas Ir Asmah Indrawati MP, Pembantu Dekan (PD) III Fakutas Teknik UMA itu menyebutkan, sebanyak 2000 mahasiswa baru dari tujuh Fakultas mengikuti kegiatan PKKMB.
Sedangkan 1000 orang lagi merupakan mahasiswa pascasarjana dan kuliah malam akan mengikuti PKKMB tersendiri yang akan dilaksanakan malam hari di Kampus II Jalan Sei Serayu, Medan.
“Kali ini kita mengangkat tema Memperteguh Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa Demi Tercapainya Sumber Daya Manusia (SDM) Inovatif, Berkepribadian dan Mandiri. PKKMB ini sifatnya wajib,” katanya.
Menurutnya, apabila tidak mengikuti, mahasiswa tersebut tidak bisa mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) secara online.
Khusus Fakultas Teknik, sertifikat karakter akan menentukan bagian dari mengajukan sidang sarjana dan jika tidak mengikuti, tidak bisa mengikuti sidang sarjana.
Sementara itu, Rektor UMA Prof Dr Dadan Ramdan MEng MSc menegaskan, pelaksanaan program surat edaran Direktur Pembelajaran Kemahasiswaan Kemenristekdikti.
“Dalam PKKMB ini juga saya sudah menyampaikan dan mahasiswa sudah harus siap untuk lulus massa empat tahun dengan indeks prestasi komulatif (IPK) minimal 3.0. Ini merupakan standar yang harus dipenuhi mahasiswa,” tegasnya.
Dikatakannya, mahasiswa juga diminta untuk berprestasi, karena merupakan visi UMA yang inovatif berkepribadian dan mandiri.
Rektor juga mengingatkan agar mahasiswa harus mempunyai ahklak (kepribadian).
Prestasinya harus inovasi berdasarkan temuan-temuan atau membuat karya-karya baru.
Kemudian bagaimana setelah mahasiswa tersebut sudah lulus yang harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Artinya, kata dia, UMA tetap membekali mahasiswa agar tidak menganggur dan yang terpenting itu kepribadian.
“Kalau tidak memiliki kepribadian, tidak ada artinya semua itu,” tandasnya. (gusti)