Medan (Pewarta.co) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Optimalisasi Peran Industri
Jasa Keuangan di Sektor Tanaman Jagung dalam Rangka Peningkatan Perekonomian
Sumatera Utara”.
Siaran pers diterima dari OJK Provinsi Sumut Senin (24/3/2025) menyebut kegiatan berlangsung pada 20 Maret 2025 lalu ini menjadi langkah awal dalam memperkuat sinergi antara Industri Jasa Keuangan (IJK), Pemerintah Daerah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
“Hal ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor pertanian dan perkebunan,” kata Kepala Kantor OJK Provinsi Sumatera Utara Khoirul Muttaqien.
Dikatakannya, Sumatera Utara telah lama menjadi salah satu pusat produksi perkebunan terbesar di Indonesia dengan komoditas utama seperti kelapa sawit, jagung, karet, dan tembakau.
“Sektor ini memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, baik dalam
memenuhi kebutuhan domestik maupun mendukung ekspor,” ujarnya.
Salah satu komoditas unggulan yang menjadi fokus dalam diskusi ini adalah jagung yang memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional. Sebagai bahan baku utama pakan ternak, jagung berkontribusi terhadap ketersediaan pangan berbasis protein hewani.
Peningkatan produksi dan produktivitas jagung menjadi strategi penting dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor serta memperkuat pasokan domestik.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, produksi jagung nasional tercatat
sebesar 14,46 juta ton. Dari total produksi nasional, Sumatera Utara menyumbang
9,09 persen dan menempati posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Dalam lima tahun terakhir, sektor jagung di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan positif,” ungkapnya.
Kredit yang disalurkan ke sektor ini meningkat secara signifikan dari Rp276,37 miliar pada Desember 2020 menjadi Rp 814,89 miliar pada Desember 2024. Tren ini mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap pengembangan pertanian jagung
dalam rangka mendorong ketahanan pangan dan kemandirian petani.
Muttaqien menegaskan pentingnya peran sektor keuangan dalam mendukung pengembangan sektor perkebunan. Menurutnya, peran industri jasa keuangan sangat strategis dalam memberikan pembiayaan bagi sektor pertanian dan perkebunan, termasuk jagung, yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“OJK berkomitmen untuk terus mendorong akses keuangan yang lebih luas guna mendukung pertumbuhan ekonomi
baik dalam skala daerah maupun nasional,” ucapnya.
Berbagai informasi dan masukan dari para pemangku kepentingan semakin memperkaya kajian yang telah disusun oleh OJK sehingga mampu menciptakan ekosistem closed loop yang lebih feasible dan optimal.
Closed loop sendiri merupakan model kemitraan agribisnis yang menghubungkan seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Asosiasi Petani, Industri Jasa Keuangan (IJK), kelompok tani, dinas terkait, serta supplier dan offtaker.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor pertanian dan perkebunan serta meningkatkan kesejahteraan para petani jagung di wilayah tersebut.
Melalui diskusi ini, diharapkan terwujud sinergi yang lebih erat antara sektor keuangan, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya guna menciptakan solusi pembiayaan yang tepat sasaran, meningkatkan produktivitas perkebunan, serta memperkuat daya saing Sumatera Utara sebagai pusat produksi perkebunan nasional. (gusti)