Papua (pewarta.co) – Perayaan Jumat Agung kali ini dilaksanakan oleh Personil Satgas Yonif 713/ST dalam keprihatinan di tengah merebaknya Virus Covid 19, namun itu semua tidak mengurangi nilai dari ibadah Jumat Agung itu sendiri, dimana personil Satgas tetap khusuk mengikuti ibadah seperti yang dilaksanakan oleh personil Pos Kotis Satgas Yonif 713/ST yang beragama Kristen dibawah pimpinan Pabintal Satgas Lettu Arm Jeckson Siallagan S.Th yang mengikuti ibadah Jumat Agung di Pospel GKI Edom Perbatasan RI-PNG Skouw Distrik Muara Tami Kota Jayapura Provinsi Papua. Jumat (10/04/2020).
Dalam ibadah Jumat Agung kali ini dipimpin oleh Pendeta Jhon Watofa S.Th dan Pembacaan Alkitab terambil dari MATIUS 27:45-56, dengan Tema: KEMATIAN YESUS MENGALAHKAN KUASA DOSA DAN MAUT.
Yesus mati karena dosa manusia, karena pemberontakkan manusia
terhadap kasih suci Allah sejak di taman Eden. Manusia dengan usaha sendiri tidak dapat menyelamatkan dirinya dari dosa. Karena
itu Allah mengutus Anak-Nya Yesus sebagai jaminan penebusan dosa manusia, sebagai jembatan yang menghubungkan kembali hubungan Allah dan manusia yang telah putus akibat dosa, supaya Allah dan manusia diperdamaikan dan manusia
memperoleh kembali pengampunan dosa dan jaminan keselamatan
dari pihak Allah.
Yesus adalah anak Allah, tetapi Ia merendahkan diri-Nya, taat, setia
sampai mati, Ia rela menjadi Manusia yang hidup dalam
kerendahan, Ia tidak mempertahankan keilahian-Nya sebagai Anak
Allah. Inilah tanda kasih-Nya kepada manusia yang telah berdosa
dan terhilang di dalam dunia. Dengan demikian kematian Yesus
adalah kasih karunia Allah bagi kita manusia. Kini sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, maka kita dipanggil untuk bertanggung jawab meneruskan pola hidup dalam ketaatan, kesetiaan, kepatuhan yang telah ditunjukkan Yesus agar setiap
orang dapat menjadi alat keselamatan yang dalam pola pikir, perkataan dan perbuatan tiap-tiap hari.
Pabintal mengungkapkan laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang sama, peran yang diberikan oleh Allah. Perempuan hadir dalam peristiwa kematian Yesus sebagai saksi, membuktikan peran perempuan amat penting dalam karya keselamatan Allah sebagai kekuatan rohani bersama laki-laki untuk meneruskan karya keselamatan Allah di dalam dunia. Kematian Yesus bukan tanda kekalahan, melainkan tanda
kemenangan atas dosa dan maut. Kematian-Nya ternyata
menghadirkan menjadi jaminan pengampunan dosa dan jaminan
keselamatan kekal. Tugas kita adalah percaya dan bersaksi tentang fakta kematian Yesus melalui hidup pribadi, keluarga dan jemaat, tegasnya. (rel)