Medan (pewarta.co) – Kepala Staf Presiden, TNI (Purn) Dr Moeldoko S.IP menampung semua aspirasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Jalan STM, Selasa (12/3/2019).
Hadir Pj.Rektor UISU Dr Liesna Andriany MPd, Pembantu Rektor (PR) III UISU Prof Efendi Barus PhD, PR IV Dr Syarifuddin Elhayat MA, para dekan, Wakapoldasu, dan mewakili Gubsu.
Muldoko memberi ceramah di hadapan ribuan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi se Indonesia dengan topik memperkokoh kebangsaan untuk menyonsong pembaruan dalam menghadapi revolusi Industri 4.0.
Winda, Mahasiswi Fakultas Pertanian asal Universitas Riau berpendapat pemerintahan Jokowi tidak memiliki sinergisitas dalam bidang pertanian. Pemerintahan Jokowi harus memperbaiki ini.
“Petani menurut saya, saat ini membutuhkan penyuluhan dan benih, dan kredit untuk modal,” ucap Winda.
Sementara itu Fakhruddin, mahasiswa asal Palu, pada kesempatan itu menyesalkan sikap pemerintah pusat yang tidak peduli dengan nasib warga Palu yang beberapa waktu lalu mengalami musibah gempa dan tsunami.
“Saat ini warga Palu korban gempa masih berada di tenda-tenda. Mereka tidak mendapatkan air bersih. Padahal mereka memiliki hak untuk itu, sebab mereka juga warga negara Indonesia,” kata Fakhruddin.
Rizki asal Malang juga mengkritisi tentang kedaulatan pangan. Menurut dia, pemerintah harus bersikap arif dan bijak dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Sementara mahasiswa asal Aceh mengakui hingga saat ini pembangunan di Aceh masih jauh dari harapan baik bidang pendidikan maupun terhadap nasib petani karet dan kelapa sawit akibatnya harga jual yang jatuh. Padahal menurut dia, Aceh memiliki sumber daya alam yang cukup potensial.
Pada kesempatan itu Muldoko mengaku menampung semua aspirasi mahasiswa dan akan menyampaikannya masukan para mahasiswa tersebut ke Presiden Joko Widodo.
Mengenai persoalan impor beras menurut Muldoko, kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat.
“Impor beras itu dilakukan bukan berarti Indonesia tidak swasembada pangan, tetapi inpor beras itu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan buruk yang dialami rakyat Indonesia seperti musibah bencana alam,” tuturnya.
Pada prinsipnya, kata Muldoko, ketahanan pangan Indonesia saat ini sudah cukup baik.
Muldoko juga meminta mahasiswa untuk tidak saling menyalahkan, tetapi harus sama-sama mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa saat ini.
Dia juga menilai semua pertanyaan mahasiswa tersebut bagian dari upaya mereka memikirkan nasib bangsa.
Pj. Rektor UISU, Dr. Lisna Andriani, MPd pada kesempatan itu memaparkan tentang keberadaan UISU sebagai perguruan tinggi tertua di luar pulau Jawa yang saat ini mengelola 9 fakultas.
Lisna juga mengingatkan mahasiswa hari ini merupakan calon-calon pemimpin masa depan.
“Karena itu mahasiswa harus memperkaya kemampuan intelektual, memperkaya keilmuan, dan memperluas wawasan,” tegasnya. (gusti/red)