Tapsel(Pewarta.co) – Beberapa masyarakat yang ditemui Pewarta seputar adanya pengaduan Paslon 02 ke Mahkamah Konstitusi ( MK) tidak diterimanya kemenangan paslon Presiden 01, senada mereka tidak tertarik dengan peristiwa tersebut.” Ngapain pikir sidang di MK lebih baik mikirin ladangku,” Ujar Marsella Penduduk Saturmatinggi.
Taslim Batubara Warga Desa Aek Libung, Sijorni. Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan yang kesehariannya bekerja sebagai Supir Beca alias Odong-Odong di daerah taman wisata Aek Sijorni mengaku menyesalkan adanya pro kontra hasil Pilpres tersebut sehingga menimbulkan kegaduhan dimasyarakat.
“Kami sangat berharap kepada seluruh masyarakat dan semuanya jangan ada yang rusuh-rusuh atau begaduh, Karena jika rusuh, sebagai sopir beca kami mau makan apa, kami hanya memperjuangkan perut jadi kami berharap kepada saudara-saudara sebangsa setanah air marilah kita menjaga kekondusipan dan keamanan,” himbau nya
Ianya juga berpesan agar para petinggi berpikir sebelum membuat statemen karna ucapan para tokoh sangat berpengaruh bagi masyarakat
“Harapan saya kepada para petinggi agar sebelum bicara tolong dipikirkan efeknya pada masyarakat, mereka harus sadar bahwa ucapan mereka adalah titah bagi rakyat, kami juga berharap cukup lah MK proses terakhir jangan ada lagi gejolak pasca putusan MK, mari kita terima putusan MK siapapun nanti pemenangnya ,” tutupnya.
Di lokasi yang sama, Sari seorang penjual mie rebus mengatakan hal senada, yang meragukan kelangsungan hidupnya jika kerusuhan terjadi seperti 22 mei lalu
“Saya memohon kepada segenap masyarakat diseluruh indonesia untuk memikirkan kami masyarakat bawah, jika kerusuhan terjadi otomatis kami tidak bisa cari makan, kami tidak faham apa itu politik, Wahai para petinggi lihat dan pikirkan lah rakyatmu, kami hanya berjuang bagaimana caranya agar perut kami tidak lapar. Biarlah MK yang memutuskan dan apapun hasilnya mari kita terima.Siapun Presiden nantinya,itulah yang terbaik untuk Indobesia,”Ujarnya menghimbau. (Rts/red)