Medan (Pewarta.co) – Lurah Kampung Baru kecamatan Medan Maimun, H Fadlin mengatakan puluhan kepala keluarga (KK) atau seratusan warganya masih tinggal di sekitar sisi sungaiDeli yang notabene area jalur hijau.
” Ada ratusan yang hingga saat ini masih tinggal di sisi sungai Deli,” kata H Fadlin kepada Pewarta.co di kantornya, Kamis (10/10/19). Hal ini dikatakannya menanggapi kesiapannya mensukseskan pembangunan jalan tol dalam kota Medan.
Menurutnya, para warganya yang masih tinggal di DAS Deli sudah mendapatkan pemberitahuan perihal proyek jalan tol tersebut.
” Sudah ada sosialisasi terhadap mereka. Tapi dalam sosialisasi tersebut tidak disebutkan adanya uang ganti rugi. Karena yang dipakai kan lahan negara, jalur hijau. Apa lagi kalau ada yang mengatakan bakal diganti Rp 2,5 juta per meter. Saya belum mendengar itu,” sebutnya.
Seperti yang sudah diberitakan, bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) berencana membangun Jalan Tol Dalam Kota Medan (Medan Intra Urban Toll Road – MIUTR) sepanjang 30,97 kilometer. Proyek yang ditaksir menghabiskan anggaran mencapai Rp 15 triliun ini ditargetkan rampung pada 2023 mendatang. Rencana pembangunan tol itu berada di sisi Sungai Deli.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat pencanangan pelaksanaan studi kelayakan pengusahaan Jalan Tol Dalam Kota Medan. Jalan Tol Dalam Kota Medan akan dibangun dalam tiga seksi. Seksi I Helvetia – Titi Kuning sepanjang 14,28 km. Kemudian seksi II Titi Kuning – Pulo Brayan sepanjang 12,44 km, dan seksi III Titi Kuning – Amplas sepanjang 4,25 km, dengan total panjang keseluruhan mencapai 30,97 km. (wan/red)