Medan (pewarta.co) – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I Sumut mengaku prihatin karena dari 10 ribuan dosen yang bertugas di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumut, hanya 482 dosen bergelar doktor atau S3.
“Dosen S3 kita itu hanya 482 orang dari 10 ribuan dosen di Sumut. Artinya, hanya 5 persen dari seluruh dosen yang ada di Sumut yang bergelar doktor,” kata Kepala LLDikti Wilayah I Sumut, Prof Dian Armanto usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di kantor Jalan Sempurna Tanjung Sari Medan, Kamis (2/5/2019).
Pada kesempatan itu Dian Armanto menyoroti jumlah dosen S3 yang masih minim di PTS Sumut. Menurutnya, jika LLDikti Wilayah I bisa mencapai sekira 20 persen saja, itu berarti ada 2 ribu dosen yang sudah S3. Diakuinya, hal itu tantangan yang baik supaya kualitas dosen di lingkungan LLDikti Wilayah I akan semakin meningkat.
Dian menuturkan, idealnya perguruan tinggi di Indonesia memiliki dosen S3 minimal 40 persen dari jumlah dosen yang ada.
“Itulah jumlah minimalnya. Namun saat ini masih hanya 5 persen. Ini sangat rendah,” tukasnya.
Untuk itu dia mendorong dosen yang masih S2 agar termotivasi bisa menjadi S3 atau bergelar doktor. Selain itu diharapkan agar para dosen S3 tersebut ke depannya bisa meraih Profesor atau Guru Besar. Ini juga lantaran jumlah Guru Besar di Sumut masih minim, karena dari 10 ribuan dosen yang ada, hanya 42 bergelar profesor.
Dian juga menyoroti tingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi di Sumut.
“Supaya APK meningkat, menjadi tugas pimpinan perguruan tinggi untuk mempromosikan perguruan tingginya. Ini juga agar tercapai APK untuk tingkat nasional yang saat ini baru 40 persen,” ujarnya.
Disebutkannya, saat ini APK di Sumut sekira 35 persen, yang persentasenya tidak begitu jauh dibandingkan tingkat nasional. Dia memastikan ke depan diperlukan kerja keras lagi untuk mengajak semua masyarakat menguliahkan anaknya di perguruan tinggi.
“Ini tantangan yang jauh lebih banyak. Setidaknya ini pertanda bagus sehingga kedepan kita ditantang untuk bisa tingkatkan APK,” akunya.
Terkait dana penelitian dosen, Dian menuturkan LLDikti Wilayah I telah menambah Rp28 miliar dari tahun lalu Rp20 miliar.
Untuk itu, dia berharap tahun ini dengan pelatihan dan sosialisasi yang diadakan, akan menambah jumlah peneliti. Selain itu jumlah dana hibah yang bisa didapatkan juga akan bertambah.
“Kami juga berharap pihak yayasan perguruan tinggi menggelontorkan dananya untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Ini akan membuat kualitas mahasiswa, dosen dan pembelajaran akan semakin meningkat,” tuturnya.
Pada peringatan Hardiknas 2019 ini, Dian juga mengungkapkan tantangan lain dihadapi LLDikti Wilayah I Sumut.
Disebutkannya, tantangan itu terkait perolehan akreditasi institusi A di perguruan tinggi di lingkungan LLDikti Wilayah I yang masih satu yang dimiliki.
“Saat ini baru satu PTS yakni UMSU yang miliki akreditasi institusi A,” ujarnya.
Dia pun berharap di tahun-tahun mendatang muncul beberapa PTS yang intitusinya berakreditasi A. Diakuinya, mengelola perguruan tinggi itu susah karena memiliki banyak program studi (prodi). Disebutkannya, setiap prodi minimal harus 25 persen yang terakreditasi A.
Pada kesempatan itu Dian Armanto menyerahkan penghargaan Satyalencana Karya Satya 10 tahun, 20 tahun, serta 30 tahun kepada dosen dan staf di perguruan tinggi lingkungan LLDikti Wilayah I Sumut. (gusti/red)