Lombok (pewarta.co) – Gempa susulan masih terus terjadi di kawasan Lombok, Nusa Tenggara Barat setelah gempa dengan kekuatan 7.0 SR mengguncang dengan dahsyatnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (5/8/2018).
“Hingga pukul 00.00 WIB sudah ada sekitar 73 gempa susulan di Lombok. Kemudian pukul 01.00 WIB sudah ada sekitar 80 gempa susulan, dan pukul 02.00 WIB ada sekitar 100 gempa susulan,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Djatmiko dikutip dari Liputan6.com, Senin (6/8/2018).
Sementara itu Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi terus mengumpulkan informasi, khususnya keadaan di Lombok Utara pasca gempa dengan kekuatan 7 SR. Dia meminta semua masjid di Lombok Utara menyerukan untuk menenangkan masyarakat agar tidak panik.
“Mari kita berdoa agar tidak terjadi gempa susulan. Kami sudah berkordinasi dengan semua pihak terkait, baik itu di pusat maupun instansi lainnya terkait musibah gempa yang malam ini menimpa NTB, terutama NTB utara dan timur,” jelas TGB melalui pesan tertulis, Minggu 5 Agustus 2018.
TGB juga menginstruksikan agar semua sekolah di Lombok Utara, Mataram, Lombok Timur, Lombok Barat dan Lombok Tengah untuk diliburkan besok hari sambil mengecek keamanan bangunan sekolah.
“Saya juga instruksikan semua tenaga kesehatan di pulau Lombok untuk masuk dan bekerja, memastikan pelayanan kesehatan diberikan maksimal. Semua perangkat BPBD Pemda bersama TNI dan Polri, Badan SAR dan elemen masyarakat lain bekerja malam ini untuk menjangkau daerah yang diperkirakan paling terdampak yaitu Lombok Utara dan Lombok Timur,” ujarnya.
Hingga saat ini, listrik terganggu di beberapa lokasi, sedang diupayakan normal kembali. Jaringan seluler juga terputus di beberapa tempat.
Sampai saat ini, setidaknya ada 82 orang korban meninggal, dan ratusan lainnya luka.
Korban terbanyak terjadi di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan pusat gempa, kata Humas Basarnas Mataram, Agus Hendra Sanjaya.
Agus mengatakan korban meninggal lain tersebar, termasuk di kota Mataram dan Lombok Barat, dan bahwa angka korban ini adalah sementara dan “hingga pukul 01:00 WITA Senin 6 Agustus masih dilakukan evakuasi oleh tim rescue Basarnas Mataram.”
“Korban rata-rata mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang akibat reruntuhan,” kata Agus, dikutip dari BBC News Indonesia.
“Kita sudah menyebar tim di wilayah terdampak paling parah. Kesulitan yang kami alami, mengingat masih terjadinya gempa susulan berskala kecil mengakibatkan kemacetan di jalan. Akhirnya membuat kami kesulitan. Dan listrik, penarangan padam total,” kata Agus.
Para petugas juga telah menghimbau warga agar tak bermalam di dalam rumah karena masih ada gempa susulan.
“Untuk saat ini warga sudah kami himbau agar tidak bermalam di dalam rumah. Mengingat masih terjadinya gempa susulan. Sudah kami himbau menggunakan pengeras suara,” kata Agus.
Di ibu kota NTB, Mataram sendiri, warga berkumpul di tempat-tempat terbuka dalam suasana gelap karena listrik padam.
“Kami takut sekali, ada gempa susulan. Banyak orang masih berkumpul di lapangan,” tutur Ari, seorang penduduk Mataram. (red)