Tual (pewarta.co) – Jelang malam, Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana serta sejumlah menteri melakukan kunjungan kerja ke PT Samudera Indo Sejahtera (SIS) di Kota Tual, Rabu (14/9). Jokowi dan rombongan keliling pabrik itu melihat tangan cekatan karyawan/i PT SIS mengolah ikan-ikan segar hasil tangkapan dari perairan Maluku.
Selama meninjau unit pengolahan ikan itu, Jokowi berdialog dengan nelayan dan pembudi daya rumput laut. Jokowi ingin tahu prospek hasil tangkapan hasil laut di Maluku. Hasilnya, produksi tangkapan ikan masih bisa ditingkatkan lagi.
COO PT. Samudera Indo Sejahtera Arif Wijaya Siswanto yang mendampingi Jokowi keliling pabrik menjelaskan SIS saat ini masih beroperasi sangat minim di bawah kapasitas maksimal di mana memiliki ABF 80 ton (24 jam) dan CS 1.200 ton. Sebenarnya masih bisa ditingkatkan. Jumlah tangkapan nelayan lokal belum memenuhi kapasitas industri PT. SIS.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari Bapak terkait pengesahan peraturan pemerintah Penangkapan Ikan Terukur KKP yang mewajibkan kapal perikanan melakukan pendaratan ikan di Pelabuhan Pangkalan sekitar daerah penangkapan ikan,” mohon Arif kepada Jokowi.
Arif menuturkan dengan adanya bahan baku kemaritiman khususnya bidang perikanan yang melimpah akan menciptakan smelter maritim/ food estate maritim yang akan membantu terwujudnya ketahanan pangan kemaritiman, penyerapan tenaga kerja, mendatangkan investasi kemaritiman di Indonesia Timur, terciptanya industri pertambahan nilai di Indonesia Timur di
antaranya: fillet ikan, loin tuna, surimi, fishmeal, pengalengan ikan, dockyard, shipyard, pabrik karagenan (hasil turunan rumput laut Eucheuma Cottoni) dan sebagainya.
“Diiharapkan juga bisa dilakukan Ekspor Langsung (Direct Call) ke Negara pasar tujuan ekspor, karena akan menurunkan biaya logistik transportasi. Adanya efisiensi biaya transportasi dapat digunakan untuk meningkatkan harga beli dari nelayan lokal ataupun kapal kapal perikanan berukuran besar. Selain itu juga bisa dilakukan pengembangan perikanan budidaya di Indonesia,” ucapnya.
Menyangkut penggunaan ahli penangkapan ikan luar negeri (fishing master)di kapal perikanan berbendera Indonesia tidak perlu terlalu di permasalahkan selama ikan didaratkan di Pelabuhan Pangkalan. Hal ini juga bisa memberikan multiplier effect kepada ekonomi lokal mulai dari usaha bongkar muat, prosesing, penyediaan logistik supply hasil pertanian/ perkebunan ke atas kapal.
“PT SIS sumber daya nasional sebagai aset ekonomi harus diperkenalkan karena harus didukung sebagai penggerak ekonomi di Kota Tual dan Kab. Maluku Tenggara,” jelasnya.
Turut mendampingi Jokowi yakni Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono, pengusaha nasional Tomy Winata, Gubernur Maluku Murad Ismail, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.
Kehadiran PT. SIS sebagai salah satu perikanan terbesar di Kawasan Timur Indonesia, menjadi berkat bagi seluruh masyarakat Kota Tual khususnya mensejaterahkan para nelayan tradisional, dalam rangka meningkatkan taraf hidup keluarga dan membangkitkan perekonomian.
PT SIS memiliki nelayan binaan sebagai pemasok ikan ke pabrik. Bagi nelayan mitra ini sangat menguntungkan nelayan karena sudah ada pasar yang menyerapnya.
PT SIS sudah sering bermitra dengan berbagai pihak. Sebut saja dengan Kodam XVI Pattimura yang pada awal 2022 dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan pada sektor perikanan. Kodam XVI Pattimura menggandeng PT SIS untuk bekerja sama, guna mengatasi masalah yang selama ini dihadapi nelayan di wilayah Tual, dengan membeli dan menampung seluruh hasil tangkapan para nelayan.
Kerja sama ini karena PT SIS memiliki sarana dan prasarana yang memadai, untuk itu Kodam mengajak kerja sama untuk membantu para nelayan yang ada di Tual. Diharapkan dengan berjalannya program ini, semakin banyak nelayan dapat meningkatkan taraf ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. (red)