Jakarta (pewarta.co) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para menteri dalam rapat kabinet terbatas untuk membahas Ease of doing Business (EODB). Jokowi mengingatkan agar tidak ada lagi aturan yang justru menjadi persoalan baru.
“Saya masih melihat sekarang ini peraturan-peraturan, permen yang baru yang terus bermunculan, harusnya sudah tidak ada lagi permen yang baru yang semakin menambah persoalan dan mestinya regulasi itu stabil,” ungkap Jokowi saat membuka rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Jokowi meminta adanya komunikasi yang baik kepada masyarakat, khususnya kalangan dunia usaha agar tidak menimbulkan polemik.
“Kalau dibuat juga dengan konsultasi publik yang baik berkali-kali berbulan-bulan dan transparan sehingga jangan sampai tahu-tahu keluar mendadak keluar permen, kaget semua ramai semuanya,” jelasnya.
Indonesia telah berhasil meraih peringkat 91 atas berbagai reformasi yang sudah dilakukan. Meskipun belum sampai pada target di peringkat 40. Jokowi pun mengapresiasi kinerja para menteri.
“Saat ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai top reformer pada laporan EODB 2017. Namun kita perlu tunjukkan bahwa Indonesia mampu melakukan reformasi yang lebih cepat lagi dalam kemudahan berusaha dan berinvestasi,” paparnya.
Pemerintah, kata Jokowi harus bisa fokus untuk menyelesaikan persoalan yang tersisa. Reformasi harus terjadi pada setiap lini agar tujuan untuk menciptakan kemudahan berusaha bisa terealisasi.
“Saya juga minta seluruh pejabat yang menangani perbaikan EODB di masing-masing kementerian dan lembaga betul-betul memahami substansi perbaikan dan reformasi yang sedang kita lakukan,” terangnya.
“Dan jika sudah siapkan langkah perbaikan lakukan penyebaran informasinya komunikasinya yang intensif dengan seluruh pelaku usaha sehingga mereka mengetahui apa yang sudah kita reform,” tegas Jokowi. (dtc)