Manado (pewarta.co)– Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat agar mewaspadai peredaran uang palsu menjelang Natal. Sehingga masyarakat baik pembeli maupun penjual diminta lebih hati-hati dan jeli, jangan sampai tertipu, karena uang palsu tidak bisa diganti.
“Kami ingatkan masyarakat waspadai uang palsu, karena biasanya meningkat saat memasuki hari raya keagamaan,” kata Kepala BI Perwakilan Sulut, Soekowardojo, dikutip dari Antara di Manado, Minggu (17/12/2017).
Soekowardojo dikutip dari merdeka.com mengatakan biasanya akhir tahun akan ada peningkatan temuan uang palsu, karena oknum tertentu memanfaatkan kesempatan ini. “Kami selalu melakukan sosialisasi keaslian Rupiah agar masyarakat lebih paham dan tahu,” katanya.
Di setiap pasar tradisional dan pemukiman padat penduduk, katanya, ada tim khusus yang melakukan edukasi dan sosialisasi keaslian Rupiah.
Dia menjelaskan, pengedar uang palsu biasanya memanfaatkan keadaan ramai transaksi perdagangan untuk melaksanakan aksinya, karena itu masyarakat supaya lebih waspada menjelang Natal.
Dia mengatakan, cara mudah yang dapat dilakukan masyarakat untuk dengan cepat mengenali uang yang diterima, dikenal dengan 3 D (dilihat, diraba, diterawang).
“Perhatikan dengan cermat kondisi uang tunai yang diterima terlebih dulu, tindakan selanjutnya yakni meraba, uang asli akan terasa kasar sedangkan palsu tidak,” jelasnya.
Bila masih ragu, apakah uang diterima asli atau palsu, masyarakat dapat melakukan tindakan lebih jauh yakni menerawangkan pada cahaya atau lampu. “Uang Rupiah ada hologram yang bila diterawang pada cahaya, akan nampak jelas gambarnya, sedangkan bila dilihat sepintas tidak ada gambarnya,” katanya.(red)