Bandung (pewarta.co) – Arjuna Arya Atarahman, bocah 6 tahun asal Bandung, Jawa Barat mengeluh badannya tidak bisa digerakkan. Arya terserang Guillain-Barre syndrome (GBS).
Bocah laki-laki yang masih duduk dibangku kelas 2 SD ini kini mengalami lumpuh total sejak tubuhnya sulit digerakkan dan kondisinya semakin buruk.
Saat bermain bola dengan teman teman seumurannya, anak dari pasangan Apit Sopia (34) dan Yani Suryani (30) ini medadak mengeluhkan tidak bisa menggerakkan badannya.
Arya langsung dibawa ke RSUD Majalaya pada Kamis lalu, (7/6/2018). Namun karena kondisinya yang semakin memburuk, pihak RSUD Majalaya merujuk Arya ke RSUP Hasan Sadikin Bandung pada siang harinya. Dan setelah diperiksa dokter Arya divonis mengidap Guillain-Barre Syndrome (GBS).
Kedua orang tua Arya begitu terkejut mendengar anaknya divonis penyakit langka tersebut. Hati mereka sangat hancur. GBS merupakan sebuah penyakit langka yang mengacaukan kerja sistem kekebalan tubuh mandiri (auto-immune disease).
Pada penyakit GBS, sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Hal ini yang mengakibatkan penderitanya mengalami lumpuh total. Karena GBS merupakan penyakit langka, kedua orang tu Arya sama sekali tidak mengetahui tentang penyakit tersebut.
Saya baru dengar istilah penyakitnya itu GBS dari dokter saja. Terserangnya baru pertama kali dengan kondisi kakinya sudah lemas,” kata Apit dikutip dari Liputan6.com, Senin, (9/7/2018).
Saat ini, Arjuna Arya masih berbaring di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Hasan Sadikin. Berdasarkan diagnosis dokter, jantung serta organ tubuh lain Arjuna Arya sehat. Hanya saja, karena virus ini, hampir seluruh organ tubuh bocah yang sudah naik kelas 2 SD itu tidak bisa bekerja.
“Untuk bernapas masih agak sulit karena paru-paru Arya tidak bisa bekerja sendiri. Semuanya dibantu oleh ventilator,” ujar Apit.
Selama di RSUP Hasan Sadikin, Arya telah menjalani pengobatan Plasmapheresis atau proses pemisahan plasma dari sel-sel darah selama lima kali, tetapi belum ada perubahan kondisi pada diri Arya. Selama 12 hari pertama, ia masih sadar. Namun sejak hari ke-13 hingga Senin masih dalam keadaan koma.
Hingga saat ini dokter masih meninjau kondisi Arya setelah pengobatan Plasmapheresis.Saat ini, Arjuna Arya masih berbaring di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Hasan Sadikin. Berdasarkan diagnosis dokter, jantung serta organ tubuh lain Arjuna Arya sehat. Hanya saja, karena virus ini, hampir seluruh organ tubuh bocah yang sudah naik kelas 2 SD itu tidak bisa bekerja.
“Untuk bernapas masih agak sulit karena paru-paru Arya tidak bisa bekerja sendiri. Semuanya dibantu oleh ventilator,” ujar Apit.
Selama di RSUP Hasan Sadikin, Arjuna Arya telah menjalani pengobatan Plasmapheresis atau proses pemisahan plasma dari sel-sel darah selama lima kali, tetapi belum ada perubahan kondisi pada diri Arya. Selama 12 hari pertama, ia masih sadar. Namun sejak hari ke-13 hingga Senin masih dalam keadaan koma.
Hingga saat ini dokter masih meninjau kondisi Arya setelah pengobatan Plasmapheresis. (red)